Khutbah Gerhana Matahari Dari Kementrian Agama RI
- Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
- Senin, 7 Maret 2016
- Dilihat 163 Kali
الْØÙŽÙ…ْد٠لÙلَّه٠الَّذÙÙŠ خَلَقَ السَّمَٰوَات٠وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظÙّلÙمَات٠وَالنÙّورَ Ø«ÙÙ…ÙŽÙ‘ الَّذÙينَ ÙƒÙŽÙَرÙوا Ø¨ÙØ±ÙŽØ¨ÙّهÙمْ يَعْدÙÙ„Ùونَ اللّهÙÙ…ÙŽÙ‘ صَلÙÙ‘ وَسَلÙّمْ عَلى عَبْدÙكَوَرَسÙوْلÙÙƒÙŽ Ù…ÙØÙŽÙ…ÙŽÙ‘Ø¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ آلÙه٠وَصَØÙ’بÙه٠أَجْمَعÙيْنَأَمَّا بَعْد٠ÙÙŽÙŠÙŽØ¢ Ø£ÙŽÙŠÙّهَا Ø§Ù„Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùوْنَ اتَّقÙوْا اللهَ Ø£ÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽØ¥Ùيَّايَ Ø¨ÙØªÙŽÙ‚ْوَى الله٠وَطَاعَتÙÙ‡Ù Ùَقَدْ Ùَازَ Ø§Ù„Ù…ÙØªÙŽÙ‘Ù‚Ùوْنَ
Jamaah Rahimakumullah,Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, yaitu istiqamah dalam mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan demikian, mudah-mudahan kita akan menjadi umat yang terbaik dan unggul serta mendapat keridhaan Allah SWT di dunia dan di akhirat.Jamaah Rahimakumullah,Allah berfirman dalam surah al-Imran ayat 190-191:
إنَّ ÙÙÙŠ خَلْق٠السَّمَٰوَات٠وَالْأَرْض٠وَاخْتÙلَاÙÙ Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙŠÙ’Ù„Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù†Ù‘ÙŽÙ‡ÙŽØ§Ø±Ù Ù„ÙŽØ¢ÙŠÙŽØ§ØªÙ Ù„ÙØ£ÙولÙÙŠ الْأَلْبَاب٠الَّذÙينَ ÙŠÙŽØ°Ù’ÙƒÙØ±Ùونَ اللَّهَ Ù‚Ùيَامًا ÙˆÙŽÙ‚ÙØ¹Ùودًا وَعَلَىٰ جÙÙ†ÙوبÙÙ‡Ùمْ وَيَتَÙَكَّرÙونَ ÙÙÙŠ خَلْق٠السَّمَٰوَات٠وَالْأَرْض٠رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطÙلًا Ø³ÙØ¨Ù’ØÙŽØ§Ù†ÙŽÙƒÙŽ ÙÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّارÙ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran:190-191).
Hanya ulil albaab (orang-orang yang berfikir dengan iman) yang mau merenungi makna gerhana dan mengambil hikmahnya. Gerhana kadang tampak menakutkan. Secara perlahan matahari menjadi gelap sebagian, lalu selama beberapa saat matahari berada pada fase gelap total, dan kemudian secara perlahan kembali pada wujudnya yang cemerlang. Seolah matahari “dimakan” sesuatu yang luar biasa. Saat siang sinar matahari tiba-tiba gelap. Muncullah berbagai mitos di berbagai masyarakat. Sebagian masyarakat ada yang percaya dengan mitos bahwa saat gerhana matahari dimakan raksasa sehingga orang-orang memukul berbagai benda untuk mengusir raksasa itu. Dan itu dianggap berhasil ketika matahari kembali benderang.Sebagian masyarakat percaya juga dengan mitos yang mengaitkan gerhana dengan pertanda buruk tertentu. Pada zaman Rasululah SAW, mitos itu pun terekam di dalam beberapa hadits. Saat putra Rasululah SAW, Ibrahim, wafat terjadi gerhana sebagian di wilayah Madinah. Orang-orang ada yang mengaitkan kematian Ibrahim dengan kejadian gerhana. Namun Rasulullah SAW membantahnya dan mengajarkan nilai-nilai tauhid untuk menyikapinya. Kalau pun ada ketakutan yang muncul, takutlah kepada Allah yang menciptakan gerhana, bukan takut kepada gerhananya atau mitos-mitos yang tak jelas logikanya.Di dalam hadits Abû Burdah dari Abû Mûsâ Radhiyallâhu ‘anhu, dikisahkan peristiwa gerhana di Madinah:“Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi Saw. langsung berdiri terkejut dan merasa ketakutan kiamat akan datang. Beliau pergi ke masjid dan melakukan sholat yang panjang berdiri, ruku’, dan sujudnya. Setelah itu Nabi bersabda,
Ø¥Ùنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَان٠مÙنْ آيَات٠الله لاَ يَنْخَسَÙَان٠لÙمَوْت٠أَØÙŽØ¯Ù وَلاَ Ù„ÙØÙŽÙŠÙŽØ§ØªÙÙ‡Ù ØŒ ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ رَأَيْتÙمْ ذَلÙÙƒÙŽ ÙَادْعÙوا اللهَ وَكَبّرÙوْا، وَصَلّÙوا ØŒ وَتَصَدَّقÙوْا ……
“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, di mana keduanya tidak akan terjadi gerhanadisebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka takutlah dan bersegeralah berdo’a kepada Allah memohon ampunan-Nya, bertakbirlah dan dirikanlah shalat dan bersedakahlah.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Jamaah Rahimakumulah,Ya, gerhana hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Dengan sains, kita bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam ini. Gerhana memberi banyak bukti bahwa alam ini ada yang mengaturnya. Allah yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya sehingga keteraturan tersebut bisa diformulasikan untuk prakiraan. Allah berfirman:
وَسَخَّرَ Ù„ÙŽÙƒÙم٠الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ Ø¯ÙŽØ§Ø¦ÙØ¨ÙŽÙŠÙ’Ù†Ù Û– وَسَخَّرَ Ù„ÙŽÙƒÙم٠اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. (QS Ibrahim:33)
Matahari dan Bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana bisa menyebabkan gerhana? Pada awalnya orang-orang menganggap bumi diam, bulan dan matahari yang mengitari bumi dalam konsep geosentris. Kemudian berkembang pemahaman matahari yang diam sebagai pusat alam semesta, benda-benda langit yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris. Bulan dan Matahari juga dianggap punya cahayanya masing-masing. Tetapi Al-Quran memberi isyarat, bahwa walau terlihat sama bercahaya, sesungguhnya bulan dan matahari berbeda sifat cahayanya dan gerakannya. Allah SWT berfirman:
Ù‡ÙÙˆÙŽ الَّذÙÙŠ جَعَلَ الشَّمْسَ ضÙيَاءً وَالْقَمَرَ Ù†Ùورًا وَقَدَّرَه٠مَنَازÙÙ„ÙŽ Ù„ÙØªÙŽØ¹Ù’Ù„ÙŽÙ…Ùوا عَدَدَ السّÙÙ†Ùينَ وَالْØÙسَابَ Ûš مَا خَلَقَ اللَّه٠ذَٰلÙÙƒÙŽ Ø¥Ùلَّا Ø¨ÙØ§Ù„Ù’ØÙŽÙ‚Ù‘Ù Ûš ÙŠÙÙَصّÙل٠الْآيَات٠لÙقَوْم٠يَعْلَمÙونَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS Yunus:5).
Ayat ini bukan hanya mengungkapkan perbedaan sifat cahaya matahari dan bulan, tetapi juga perbedaan geraknya. Perbedaan orbitlah yang menyebabkan matahari tampak tidak berubah bentuknya, sedangkan bulan berubah-ubah bentuknya sebagai perwujudan perubahan tempat kedudukannya (manzilah-manzilah) dalam sistem bumi-bulan-matahari. Kini sains bisa mengungkapkan sifat gerak dan sumber cahaya bulan dan matahari.Gerak harian matahari dan bulan, terbit di Timur dan terbenam di Barat, hanya merupakan gerak semu. Karena sesungguhnya bumilah yang bergerak. Bumi berputar pada porosnya sekali dalam sehari sehingga siang dan malam silih berganti dan benda-benda langit pun tampak terbit dan terbenam, seperti halnya matahari dan bulan. Sesungguhnya gerak yang terjadi bukan hanya bumi yang berputar pada porosnya, tetapi juga matahari dan bulan beredar pada orbitnya. Bulan mengorbit bumi, sementara bumi mengorbit matahari, dan matahari pun tidak diam, tetapi bergerak juga mengorbit pusat galaksi. Cahaya matahari berasal dari reaksi nuklir di intinya, sedangkan bulan berasal dari pantulan cahaya matahari. Efek gabungan sudut datang cahaya matahari dan sudut tampak dari permukaan bumi menyebabkan bulan tidak selalu tampak bulat, tetapi berubah-ubah dari bentuk sabit ke purnama yang bulat, dan kembali lagi ke sabit tipis seperti pelepah kering. Allah SWT berfirman,
وَآيَةٌ Ù„ÙŽÙ‡Ùم٠اللَّيْل٠نَسْلَخ٠مÙنْه٠النَّهَارَ ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ Ù‡Ùمْ Ù…ÙØ¸Ù’Ù„ÙÙ…Ùونَ وَالشَّمْس٠تَجْرÙÙŠ Ù„ÙÙ…ÙØ³Ù’تَقَرÙÙ‘ لَهَا ذَٰلÙÙƒÙŽ تَقْدÙير٠الْعَزÙيز٠الْعَلÙيم٠وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاه٠مَنَازÙÙ„ÙŽ ØÙŽØªÙŽÙ‘ىٰ عَادَ ÙƒÙŽØ§Ù„Ù’Ø¹ÙØ±Ù’جÙون٠الْقَدÙيم٠لَا الشَّمْس٠يَنْبَغÙÙŠ لَهَا أَنْ ØªÙØ¯Ù’رÙÙƒÙŽ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْل٠سَابÙق٠النَّهَار٠وَكÙلٌّ ÙÙÙŠ Ùَلَك٠يَسْبَØÙونَ
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk pelepah yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS Yaasiin: 37-40).
Walau tampak matahari dan bulan berjalan pada jalur yang sama, tidak mungkin keduanya bertabrakan atau saling mendekat secara fisik, karena orbitnya memang berbeda. Perjumpaan bulan dan matahari saat gerhana matahari hanyalah ketampakkannya, ketika matahari tampak terhalang oleh bulan yang berada di antara matahari dan bumi. Dan pada saat gerhana bulan, bulan dan matahari berada pada posisi yang berseberangan sehingga cahaya matahari yang mestinya mengenai bulan, terhalang oleh bumi. Bulan purnama menjadi gelap karena bayangan bumi.
Jamaah Rahimakumulah,Sains menjelaskan fenomena yang sesungguhnya. Sains menghilangkan mitos dan meneguhkan keyakinan akan kekuasaan Allah. Gerhana kita ambil hikmahnya, bahwa Allah menunjukkan kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya dengan fenomena itu. Keteraturan yang luar biasa yang Allah ciptakan memungkinkan manusia menghitung peredaran matahari untuk digunakan dalam perhitungan waktu dan digunakan untuk memprakirakan gerhana. Mari kita buktikan bahwa sains telah memprediksi gerhana pagi ini. Ketika kita menyaksikan kebenaran prakiraan sains, bukan kebanggaan intelektual yang kita tunjukkan melainkan ungkapan:Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau (dari segala kekurangan), maka (ampunilah segala kesalahan penjelahan intelektual kami dan) peliharalah Kami dari siksa neraka.
بَارَكَ الله٠لÙيْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ ÙÙÙŠ Ø§Ù„Ù‚ÙØ±Ù’آن٠العَظÙيْم٠وَنَÙَعَنÙÙŠ ÙˆÙŽØ¥ÙيَّاكÙمْ بÙمَا ÙÙيْه٠مÙÙ†ÙŽ الآيَات٠وَالذّÙكْر٠الØÙŽÙƒÙيْم٠وَتَقَبَّلَ Ù…ÙنّÙÙŠ ÙˆÙŽÙ…ÙنْكÙمْ تÙلاوَتَه٠إÙنَّه٠هÙÙˆÙŽ السَّمÙيْع٠العَلÙيْم٠وَاسْتَغْÙÙØ±Ù اللهَ العَظÙيْمَ Ù„Ùيْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ ÙˆÙŽÙ„ÙØ³ÙŽØ§Ø¦Ùر٠الÙمْسÙÙ„Ùمْينَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…ÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùنَات٠ÙَاسْتَغْÙÙØ±Ùوْه٠Ùَيَا Ùَوْزَ Ø§Ù„Ù…ÙØ³Ù’تَغْÙÙØ±Ùيْنَ وَيَا نَجَاةَ Ø§Ù„ØªÙ‘ÙŽØ§Ø¦ÙØ¨Ùيْنَ
Khutbah Kedua
الØÙŽÙ…ْد٠Ùلله٠الَّذÙÙ‰ خَلَقَ الشَّمْسَ ضÙيَاءً وَالقَمَرَ Ù†Ùوْرًا وَأَشْهَد٠أَنْ لا Ø¥Ùلهَ Ø¥Ùلا الله٠وَØÙ’دَه٠لا شَرÙيْكَ لَه٠وَأَشْهَد٠أَنَّ Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯ÙŽÙ†ÙŽØ§ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù‹Ø§ عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙه٠اللّهÙمَّ صَلّ٠وَسَلّÙمْ عَلى عَبْدÙÙƒÙŽ وَرَسÙوْلÙÙƒÙŽ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ آلÙه٠وَصَØÙ’بÙه٠أَجْمَعÙيْنأَمَّا بَعْد٠Ùَيَا أَيّÙهَا Ø§Ù„Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùوْنَ اتَّقÙوْا اللهَ Ø£ÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽØ¥Ùيَّايَ Ø¨ÙØªÙŽÙ‚ْوَى الله٠وَطَاعَتÙÙ‡Ù Ùَقَدْ Ùَازَ Ø§Ù„Ù…ÙØªÙ‘ÙŽÙ‚Ùوْنَ
Jamaah Rahimakumulah,Allah SWT berfirman dalam surah al-Qiyamah ayat 6-12:
يَسْأَل٠أَيَّانَ ÙŠÙŽÙˆÙ’Ù…ÙØ§Ù„ْقÙيَامَة٠ÙÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ بَرÙÙ‚ÙŽ الْبَصَر٠وَخَسَÙَالْقَمَر٠وَجÙÙ…ÙØ¹ÙŽØ§Ù„شَّمْسÙوَالْقَمَر٠يَقÙول٠الْإÙÙ†Ù’Ø³ÙŽØ§Ù†Ù ÙŠÙŽÙˆÙ’Ù…ÙŽØ¦ÙØ°Ù أَيْنَ الْمَÙَرّ٠كَلَّا لَا وَزَرَ Ø¥Ùلَىٰ رَبّÙÙƒÙŽ ÙŠÙŽÙˆÙ’Ù…ÙŽØ¦ÙØ°Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’تَقَرّÙ
“Dia bertanya, “Kapankah hari kiamat itu?,” Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, “Ke mana tempat lari?” tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhan-Mu tempat kembali pada hari itu.”
Setelah kita melaksanakan shalat gerhana dan merenungi hikmah di balik itu, marilah kita akhiri khutbah ini dengan mohon ampunan dan mohon kekuatan untuk menjejaki kehidupan kita selanjutnya.
Ø¥Ùنَّ اللهَ وَمَلائÙÙƒÙŽØªÙŽÙ‡Ù ÙŠÙØµÙŽÙ„Ù‘Ùوْنَ عَلَى النَّبÙيّ٠يَاأَيّÙهَااَّلذÙيْنَ آمَنÙوْا صَلّÙوْا عَلَيْه٠وَسَلّÙÙ…Ùوْا تَسْلÙيْمًا اللّهÙمَّ صَلّ٠عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ Ø¢Ù„Ù Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ÙƒÙŽÙ…ÙŽØ§ صَلَّيْتَ عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ø¥ÙØ¨Ù’رَاهÙيْمَ وعلى Ø¢Ù„Ù Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ø¥ÙØ¨Ù’رَاهÙيْمَ وَبَارÙكْ عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ Ø¢Ù„Ù Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ÙƒÙŽÙ…ÙŽØ§ بَارَكْتَ عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ø¥ÙØ¨Ù’رَاهÙيْمَ وَعَلَى Ø¢Ù„Ù Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ø¥ÙØ¨Ù’رَاهÙيْمَ ÙÙÙŠ العَالَمÙيْنَ Ø¥Ùنَّكَ ØÙŽÙ…Ùيْدٌ مَجÙيْدٌاللّهÙمَّ اغْÙÙØ±Ù’ Ù„ÙÙ„Ù’Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…ÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùنَات٠الأØÙ’يَاء٠مÙنْهÙمْ وَالأمْوَات٠إÙنَّكَ سَمÙيْعٌ قَرÙيْبٌ Ù…ÙØ¬Ùيْب٠الدَّعَوَات٠وَقَاضÙÙŠÙŽ الØÙŽØ§Ø¬ÙŽØ§ØªÙ وَأَلّÙÙÙ’ بَيْنَ Ù‚ÙÙ„ÙوْبÙÙ‡Ùمْ ÙˆÙŽØ£ÙŽØµÙ’Ù„ÙØÙ’ ذَاتَ بَيْنÙÙ‡Ùمْ ÙˆÙŽØ§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’Ù‡Ùمْ عَلَى عَدÙوّÙÙƒÙŽ وَعَدÙوّÙÙ‡Ùمْ , اللّهÙمَّ لا ØªÙØ³ÙŽÙ„Ù‘ÙØ·Ù’ عَلَيْنَا مَنْ لايَخَاÙÙÙƒÙŽ وَلا يَرْØÙŽÙ…Ùنَا , اللّهÙمَّ Ø£ÙŽØ¹ÙØ²Ù‘ÙŽ الإسْلامَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ وَأَذّÙلَّ Ø§Ù„Ø´Ù‘ÙØ±Ù’ÙƒÙŽ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù…ÙØ´Ù’رÙÙƒÙيْنَ ÙˆÙŽØ¯ÙŽÙ…Ù‘ÙØ±Ù’ أَعْدَاءَ الدّÙÙŠÙ’Ù†Ù ÙˆÙŽØ§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’ Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽÙƒÙŽ Ø§Ù„Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùيْنَ رَبَّنَا Ù„Ø§ØªÙØ²Ùغْ Ù‚ÙÙ„Ùوْبَنَا بَعْدَ Ø¥ÙØ°Ù’ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا Ù…Ùنْ لَدÙنْكَ رَØÙ’مَةً Ø¥Ùنَّكَ أَنْتَ الوَهَّاب رَبَّنَا آتÙنَا ÙÙÙŠ الدّÙنْيَا ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙˆÙŽÙÙÙŠ Ø§Ù„Ø¢Ø®ÙØ±ÙŽØ©Ù ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙŽØ§Ø±ÙØ¹Ùبَادَ الله٠. Ø¥Ùنَّ اللهَ ÙŠÙŽØ£Ù’Ù…ÙØ±Ù Ø¨ÙØ§Ù„عَدْل٠وَالإ ØÙ’سَان٠وَاÙيْتَآء٠ذÙيْ Ø§Ù„Ù‚ÙØ±Ù’بَى وَيَنْهَى عَن٠الÙÙŽØÙ’شَاء٠وَالمÙÙ†Ù’ÙƒÙŽØ±Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ø¨ÙŽØºÙ’ÙŠÙ ÙŠÙŽØ¹ÙØ¸ÙÙƒÙمْ لَعَلَّكÙمْ تَذَكَّرÙوْنَ ÙÙŽØ§Ø°Ù’ÙƒÙØ±Ùوْا اللهَ العَظÙيْمَ ÙŠÙŽØ°Ù’ÙƒÙØ±Ù’ÙƒÙمْ ÙˆÙŽØ§Ø´Ù’ÙƒÙØ±Ùوْا عَلَى Ù†ÙØ¹ÙŽÙ…ÙÙ‡Ù ÙŠÙŽØ²ÙØ¯Ù’ÙƒÙمْ وَاسْأَلÙوْه٠مÙنْ ÙَضْلÙÙ‡Ù ÙŠÙØ¹Ù’Ø·Ùكَمْ وَلَذÙكْر٠الله٠أَكْبَر٠وَالله٠يَعْلَم٠مَا تَصْنَعÙوْنَ