"Opini" Eksistensi Pesantren Dalam Ranah Pendidikan Moral
- Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
- Selasa, 24 Mei 2016
- Dilihat 409 Kali
Di tulis Oleh: Sri wahyuni Mahasiswi PRODI Pendidikan Bahasa Arab (PBA) STAIN Pamekasan
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di indonesia yang didalamnya terdapat sebuah pendidikan tradisional ataupun modern yang banyak ikut andil dalam pengembangan pendidikan islam di tanah air ini. Secara faktual keberadaan pesantren sangat dibutuhkan masyarakat dikarenakan telah dipercayai bahwa pesantren adalah tempat yang banyak mencetak santrinya menjadi pribadi yang baik dan bermoral tinggi.
Eksistensi pesantren di era globalisasi yang penuh dengan modernisasi sangat membantu dalam berjalannya proses pendidikan baik itu pendidikan sosial ataupun moral sehingga tak ayal pondok pesantren menjadi tonggak penting dalam tingkat moralitas santri di dalamnya, yang faktanya akan mencetak generasi muda yang mempunyai pembentukan mental religius dan potensi tinggi sehingga mampu bersaing di era modernisasi seperti saat sekarang ini. Saat ini keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan islam mulai berkembang dengan pesat dan sangat diterima dikalangan masyarakat pada umunya, sehingga pendidikan di pesantren yang semula hanya mengacu pada seputar pendidikan tradisional kini mulai menerapkan juga pendidikan modern.
Penerapan Pendidikan tradisional tetap dipertahankan dengan kajian kitab kuningnya yang tentunya diajari langsung oleh sang kyai, pada kenyataannya praktek pendidikan tradisional tidak mampu menyaingi kualitas pendidikan modern sebab dari segi sarana prasarana yang digunakan tidak terlalu efektif akan tetapi yang menjadi pertanyaan sekarang mengapa hasil dari praktek pendidikan tradisional itu sangat memuaskan, bahkan santri-santri mampu bersaing dalam dunia modernitas seperti sekarang?? Itu semua karena faktor keyakinan, keikhlasan dan kemauan dari sang guru dan santri.
Seorang santri dapat memperoleh ilmu yang manfaat jika ia memiliki keyakinan dan kemauan yang tinggi dalam menuntut ilmu tak lupa juga dengan niat untuk ngalap barokah dari sang guru. Kemajuan pesantren tak luput dari perjuangan dan doa dari seorang kyai yang dengan ikhlas meyalurkan ilmunya pada santri-santrinya jadi secara tidak langsung dalam ranah pendidikan pondok pesantren selalu diselimuti oleh keikhlasan dan barokah yang tentunya bisa mencetak pribadi santri yang luar biasa.
Selain itu, pesantren juga dapat melahirkan santri yang mempunyai moralitas tinggi karena seorang santri tentu beda dari yang lain baik itu dari segi penampilan, sikap dan potensinya Semua itu dikarenakan lingkungan dan pendidikan yang mereka tempuh didalam pondok pesantren. Pendidikan moral memang sangat banyak diterapkan di pondok pesantren yang tentunya tidak hanya berbentuk teori tapi juga penerapannya yang menjadi acuan penting dalam terciptanya pribadi yang berakhlakul karimah, selain itu keberadaan pendidikan di pesantren banyak mengajarkan tentang arti sopan santun yang nantinya dapat diterapkan di lingkungan masyarakat sebagai acuan untuk menghadapi lingkungan yang memang sudah tersentuh oleh modernisasi maupun westernisasi. Beberapa ulama berpendapat bahwa kata santri memiliki makna tersendiri yang tentunya merupakan syarat untuk menjadi seorang santri sejati, kata santri seperti pada tulisan pegon arab (سنتري) memiliki makna di setiap hurufnya. Pertama (س) saalikun ilal aakhirot yang berarti santri harus menuju pada jalan akhirat, dalam artian seorang santri sejati mampu memenej diri untuk selalu melakukan hal-hal yang diperintah oleh Allah dan menjauhi larangannya. kedua (ن) naaibun anil masaayikh yang berarti santri adalah generasi pengganti para guru atau ulama, sebagai seseorang yang menjadi musyafir penuntut ilmu maka sudah wajib baginya untuk memanfaatkan ilmu yang di perolehnya dan hal itu bisa dikatakan bahwa seorang santri bisa meneruskan perjuangan seorang ulama. ketiga (ت) taarikun anil maasiy yang berarti santri harus mampu menjauhkan diri dari kemaksiatan, karena seorang santri sejati harus mampu menjaga moralitas diri dimanapun ia berada. keempat (ر) raaghibun fil khoirot yang berarti santri harus senang dalam hal kebaikan, dan hal ini menjadi dorongan bagi setiap orang untuk menghindar dari hal-hal buruk dan kemaksiatan. Dan kelima (ي) yarjuu as-salamah fiid diini wad dunyaa wal aakhiroh yang berarti santri harus saling mengharap keselamatan didalam agama, dunia dan akhirat. Dari beberapa makna kata santri diatas mencerminkan bahwa pesantren mampu mengakomodasi dan mendidik para santri dengan baik karena seorang santri sejati mampu memiliki 5 syarat yang menjadi landasan dalam hidupnya. Serta selain mengedepankan kemajuan IPTEK mereka juga akan melandasinya dengan iman dan taqwa karena keduanya sama diperlukan dalam kehidupan sosial.
Secara realitas jika hanya mengedepankan salah satu diantara keduanya maka tentu tidak akan seimbang karena keduanya memiliki kaitan yang sangat erat yang nantinya akan membantu manusia bangkit dari masalah kehidupan fatamorgana ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa realita kehidupan saat ini penuh dengan tantangan dan rintangan serta penuh persaingan yang ketat, maraknya westernisasi yang sudah merambat di kehidupan masyarakat banyak memiliki dampak negatif utamanya untuk kaula muda. Dengan itu, pendidikan yang baik sangat penting untuk menangani fenomena tersebut salah satunya keberadaan pesantren di sekitar kita yang dapat melahirkan pribadi yang bermoralitas tinggi, sopan santun dan berakhlakul karimah. (Sri Wahyuni)