Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Sabda Tuhan Penebar Kemuliaan

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Selasa, 4 Juni 2019
  • Dilihat 178 Kali
Bagikan ke

Oleh: Hestin Holifatul Umayah (Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab IAIN Madura) Jatimaktual.com, - Al Quran sebagai Wahyu terakhir yang diilhami oleh Rabb Sang Pencipta, merupakan paripurna semua Wahyu yang turun sebelumnya, Ia berperan sebagai hudan (petunjuk) bagi orang-orang yang tersesat di jalan Nya, disamping itu juga sebagai rahmat yang dianugerahkan Allah kepada kita sebagai hambaNya, dan sudah sepatutnya kita sebagai hamba mensyukuri hal itu, karena tidak semua makhluk memiliki kesempatan untuk mengenal dan mendalami al Qur’an secara utuh.

Karenanya Allah mengingatkan kita melalui firmannya untuk bergembira atas nikmat, yang berupa Islam dan Rahmat, yang berupa turunnya al Qur’an. قُلْ بِفَضْلِ اللهِ فَلْيَفْرَحُوْا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ (يونس:58 ) Sedangkan salah satu alasan mengapa al Qur’an disebut sebagai rahmat Tuhan adalah karena keberadaanNya sebagai wahyu Tuhan bukan hanya sebagai pedoman ummat Islam dalam menggali khazanah keilmuan dan tuntunan syariah, akan tetapi dengan segala keagungannya yang tersirat di dalamnya merupakan sumber kemuliaan bagi segala hal yang berhubungan dengannya.

Pertama, bulan Ramadhan. bulan ini merupakan bulan yang dipilih Allah untuk diturunkannya al Qur’an daripada 11 bulan lainnya, tidak mengherankan jika pada bulan ini, pahala-pahala ibadah hambaNya dilipat gandakan, rahmat Tuhan diturunkan. Disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Abu Hurairah bahwa sesunggunya nabi SAW bersabda “barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan (pahala) maka Allah akan mengampuni dosa dosanya yang telah lalu” (Shahih Bukhari, no.2008, hlm.362 ).

Melihat berbagai bentuk kemuliaan di atas, maka tidak mengherankan lagi jika bulan ini dijadingkan ajang menjemput pahala dan ampunan Allah dengan sebaik mungkin. Mulai dengan memperbanyak shalat, shadaqah, membaca al Qur’an, bahkan dengan melaksanakan i’tikaf di masjid-masjid atau mushalla. Bahkan saking agungnya bulan ini, Allah memuliakan satu malam dalam bulan ini yang disebut dengan malam lailatul Qadr atau malam seribu bulan. Disebut seribu bulan karena di malam itu Tuhan melipat gandakan pahala orang orang yang beribadah kepadaNya dan mengabulkan do’a -do’a yang dipanjatkan kepada Nya. Kedua, nabi Muhammad SAW.

Beliau merupakan nabi terakhir yang dimuliakan Allah dengan diturunkannya Al Qur’an sebagai wahyu terakhir yang harus disampaikan kepada ummatnya. Al Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang dianugerahi Allah kepada nabi Muhammad SAW. Sebagai khatamu al anbiya’, beliau merupakan satu-satunya orang yang bisa memberikan syafa’at kepada ummatnya kelak di hari kiamat dan orang yang pertama kali mengetuk pintu surga dan masuk di dalamnya. Bahkan Allah menyebutkan dalam firmanNya bahwasanya terutusnya Nabi Muhammad SAW adalah sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi alam senesta) (QS. Al Anbiya’: 107).

Keberadaannya bukan hanya di utus untuk ummat yang hidup di masanya, akan tetapi juga berlaku pada ummat sesudahnya, tingkah lakunya selalu menjadi teladan bagi seluruh ummat manusia baik dari golongan muslim atapun kafir, memujinya akan diganjar dengan pahala yang berupa syafaatnya. Ketiga, al Quran diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab. Diantara berjuta-juta bahasa yang ada di dunia, Allah memilih bahasa Arab sebagai bahasa penyampai wahyu ilahi yang akan dijaga oleh Allah keotentikannya hingga hari kiamat kelak. Bahkan Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk mempelajari bahasa Arab dan mengajarkannya kepada orang lain. Hal ini sangatlah penting, karena jika kita tidak memahami bahasa Arab, kita bisa tersesat dalam memahami syari’at Islam yang diturunkan Allah, seperti memahami al Qur’an, tafsir, hadits Nabi dan beberapa kitab yang ditulis oleh ulama-ulama terdahulu kita.

Disamping keistimewaan yang telah disebutkan di atas, bahasa Arab menjadi mulia karena merupakan bahasa yang paling sempurna dengan melihat kejelasan bahasanya, keluasan kosa katanya dan bahasa yang paling detail dalam menyampaikan sebuah makna. Bukankah hal ini menjadi keistimewaan tersendiri bagi bahasa Arab yang patut dijunjung tinggi. Berbicara seputar kemuliaan yang diperoleh dari al Qur’an memang tidak akan pernah habisnya, selain tiga hal yang disebutkan di atas masih banyak lagi yang harus kita kupas lebih lanjut dan lebih komperhensif lagi, karena al Qur’an merupakan wahyu Allah Sang maha sempurna dan pastinya luput dari cela. Pamekasan , 29 Mei 2019