Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

SELAMAT TAHUN BARU 1446 HIJRIYAH

  • Diposting Oleh Achmad Firdausi
  • Sabtu, 6 Juli 2024
  • Dilihat 196 Kali
Bagikan ke

Oleh: Prof. Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag.

Ketika Khalifah Umar ibn Khattab menugaskan tim untuk merumuskan peristiwa apa yang tepat untuk dijadikan awal perhitungan tahun? Muncul beberapa usulan, antara lain; waktu kelahiran Nabi, waktu wafatnya Nabi, waktu Nabi menerima wahyu, dan waktu hijrah ke Madinah. Akhirnya Khalifah memutuskan “peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah” sebagai permulaan perhitungan tahun dalam Islam.

Karena itu, penanggalan dalam Islam disebut kalender Hijriyah. Ini berbeda dengan kalender Masehi yang didasarkan pada kelahiran Nabi Isa. Perbedaan lainnya, kalender Masehi dihitung berdasarkan peredaran matahari, sementara kalender Hijriah dihitung berdasarkan peredaran bulan. Karena itu, awal hari dalam kalender Masehi dimulai pukul 00,00, sedangkan dalam kalender Hijriyah dimulai waktu terbenamnya matahari.

Dipilihnya peristiwa hijrah sebagai kalender Islam, sangat beralasan karena pertama, hijrah adalah simbol kemenangan. Sebagaimana dikisahkan, penyebaran Islam di Mekah selama ±13 tahun menghadapi banyak kendala. Nabi dan pengikutnya secara bertubi-tubi mendapat tekanan keras; dianiaya, disiksa, dan diboikot secara sosial-ekonomi. Bahkan Nabi disebut tukang ramal, tukang sihir, dan orang gila. Sampai tahun 616 M, enam tahun dari kenabian, penduduk Mekah yang memeluk Islam masih berada dalam kisaran 100 orang.

Setelah hijrah, Nabi diterima dengan baik oleh penduduk Madinah dan dakwah Islam berjalan tanpa kendala berarti. Bukan hanya itu, Nabi berhasil mempersaudarakan penduduk asli Madinah (kaum Ansor) dan penduduk pendatang Mekah (kaum Muhajirin) dalam ikatan persaudaraan yang kuat dalam suka dan duka, sehingga menambah kuatnya barisan umat Islam.

Dan dari Madinah, penduduk Mekah pada akhirnya dapat diislamkan melalui penaklukan tak berdarah, Fathu Makkah, pada tahun ke-8 hijriyah. Dari Madinah, Islam terus ber­kembang ke jazirah arab hingga ke ber­bagai penjuru dunia, termasuk ke Indone­sia. Dan pemeluk Islam pun terus bertambah. Di tahun 2024, pemeluk Islam dunia telah mencapai 2 milyar, dan akan terus ber­tam­bah hingga men­jadi pemeluk agama ter­be­sar di dunia.

Kedua, hijrah merupakan peristiwa besar yang tidak hanya dilakukan Nabi, tapi me­libatkan semua sahabat (tua-muda, sehat-sakit, kaya-miskin). Mereka hijrah ke Madinah berjalan kaki dan berkendara unta sejauh lebih 400 km, meninggalkan harta benda dan sanak famili yang tak seiman. Perjalanan hijrah pun tidak dalam kondisi aman, tapi di bawah intaian dan kejaran kaum kafir Quraisy, sehingga hijrah dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi dan melalui jalan tidak biasa untuk menghindari dan menyiasati kejaran musuh.

Hal ini menunjukkan bahwa hijrah bukan sekedar pindah tempat, tapi jihad fī sabīlillāh dengan pengorbanan jiwa raga dan harta benda untuk meraih sebuah kemenangan. Inilah yang diperintahkan Allah dalam surah al-Taubah 141 “Wa jāhidū bi amwālikum wa anfusikum fī sabīlillāh” (dan berjihadlah dengan harta dan jiwa kalian di jalan Allah).

Ketiga, dipilihnya pe­ris­tiwa hijrah sebagai awal perhitungan tahun, ka­rena pesan dan se­ma­ngat hijrah tidak pernah padam, dan dapat ditiru oleh kaum muslimin dalam segala zaman. Jika hijrah Nabi dan para sahabatnya dilaku­kan secara fisik dan pengorbanan harta, maka hijrah di masa kini, tidak harus hijrah fisik, tapi hijrah dalam arti ber­usaha menjadi lebih baik melalui jiwa dan/atau harta. Hijrah dari perbuatan yang di­larang agama dan hukum menuju taat beragama dan taat hukum, hijrah dari permusuhan ke persahabatan, hijrah dari menebar kebencian ke menebar kedamaian, hijrah dari ekstremisme ke moderatisme, hijrah dari ketidaktahuan menuju penguasaan ilmu dan teknologi, hijrah dari kegagalan menuju keberhasilan, hijrah dari pengabaian hak orang lain menuju penghormatan hak orang lain, hijrah dari penindasan menuju pemuliaan, dan hijrah dari suka menerima ke suka berderma.

Yang istimewa, bulan pertama dalam kalender hijriyah adalah bulan Muharram, salah satu bulan yang ter­masuk asyhurul hurum, bulan-bulan mulia, ber­sama bulan Rajab, Dzulqa`dah, dan Dzulhij­jah. Menurut Ibn Abbas, sahabat Nabi, amal saleh yang dilakukan di asyhurul hurum mendapat pahala lebih banyak. Demikian pula, perbuatan maksiat yang dilakukan di bulan-bulan tersebut, dosanya lebih besar. Karena itu, dalam surah al-Taubah ayat 36, Allah berpesan “Fa lā tadzlimū fīhinna anfusakum” (maka janganlah engkau menganiaya diri [berbuat maksiat] di empat bulan [mulia] itu).

Akhirnya, selamat datang tahun baru Islam, semoga tahun 1446 lebih baik dari tahun sebelumnya. Kata Imam al-Gazali “Man kāna yaumuhū khairan min amsihī fahuwa rābihun, wa man kāna yaumuhū mitsla amsihī fahuwa khāsirun. Wa man kāna yaumuhū syarran min amsihī fahuwa hālikun” (Barang siapa harinya lebih baik dari kemarin maka ia beruntung; barang siapa yang harinya sama dengan kemarin maka ia merugi, dan barang siapa yang harinya lebih buruk dari kemarin maka ia celaka). Wa mā taufīqī illā billāh (42).

 


Editor: Achmad Firdausi