IAIN Madura Sukses Transliterasi Terjemah al-Qur’an Bahasa Madura ke Aksara Carakan Madura: Langkah Inovatif Pemuliaan dan Pelestarian Budaya
- Diposting Oleh Achmad Firdausi
- Selasa, 10 September 2024
- Dilihat 945 Kali
Jakarta – IAIN Madura mencatat tonggak penting dalam upaya pemuliaan dan pelestarian budaya atau spiritualitas lokal dengan menuntaskan transliterasi terjemah al-Qur’an berbahasa Madura ke dalam aksara Carakan Madura. Tepat pada 6 September 2024, tim peneliti alih bahasa berhasil menyelesaikan 10 Juz hasil penelitian yang akan dipublikasikan sebagai bagian dari penelitian ilmiah multiyear. Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Moh. Hafid Effendy, M.Pd., yang menyampaikan apresiasi kepada Rektor IAIN Madura dan Kepala LP2M atas dukungan dan motivasinya dalam menuntaskan transliterasi ini sebagai sebuah penelitian ilmiah.
"Alhamdulillah, kami telah menyelesaikan 10 Juz pertama dalam tahun pertama ini. Insya Allah, tahun berikutnya akan kami lanjutkan untuk Juz 11-20," ujar Hafid Effendy. Ia menambahkan bahwa usaha ini tidak hanya berfokus pada penerjemahan al-Qur’an, tetapi juga pada transliterasi hasil terjemahannya ke tulisan aksara Carakan Madura. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk memuliakan al-Qur’an serta melestarikan aksara Carakan, yang merupakan warisan budaya nenek moyang Madura.
Rektor IAIN Madura, Dr. H. Saiful Hadi, M.Pd., menekankan pentingnya upaya ini sebagai bagian dari pemuliaan dan pelestarian budaya lokal. "Transliterasi terjemah al-Qur'an ke tulisan Carakan Madura adalah langkah strategis untuk mendekatkan pesan suci al-Qur'an kepada masyarakat Madura dan Jawa," tuturnya. Ia menambahkan transliterasi bahasa ini tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga membuka ruang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemuliaan dan pelestarian budaya terkait bahasa dan aksara daerah di tengah arus globalisasi.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan kembali aksara Carakan Madura, terutama kepada generasi muda yang lebih familiar dengan alfabet Latin. "Masyarakat harus diajari kembali cara membaca Carakan. Ini adalah tantangan, namun juga peluang untuk memperkuat program pendidikan terkait aksara dan budaya lokal," lanjut Saiful Hadi.
Pada 10 September 2024, hasil transliterasi yang sudah dibukukan telah diserahkan kepada Direktur Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag. Dalam kesempatan tersebut, Rektor IAIN Madura menyampaikan bahwa proyek ini akan menjadi "kado istimewa" untuk menyambut transformasi IAIN Madura menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Madura. Lebih lanjut, beliau mengungkapkan rencana untuk mengajukan hasil transliterasi ini sebagai kandidat rekor MURI, mengingat langkah ini merupakan bagian dari pemuliaan dan pelestarian budaya daerah melalui pemertahanan aksara Carakan Madura.
"Hal ini sangat selaras dengan jargon kampus kami, Tanèyan Lanjhâng, yang mengusung pemuliaan dan pelestarian kearifan lokal Madura sebagai aset berharga. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menjaga kekayaan budaya dan spiritualitas di tengah tantangan global," jelasnya. Melalui transliterasi ini, Rektor berharap dapat mengangkat kembali nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, serta memperkuat identitas masyarakat Madura dengan memadukan antara tradisi lokal dan nilai-nilai al-Qur'an. Upaya ini merupakan langkah nyata dalam menjaga warisan leluhur dan memperkuat pondasi budaya bangsa.
Penulis: Achmad Firdausi Fotografer: Istimewa