Formalitas OSPEK di Perguruan Tinggi
- Diposting Oleh Achmad Firdausi
- Jumat, 15 Agustus 2025
- Dilihat 203 Kali
Oleh: Dr. Imam Amrusi Jailani, M.Ag.
(Ketua Program Studi Doktor Ilmu Syariah Pascasarjana UIN Madura)
Setiap menjelang dimulainya kegiatan tahun ajaran baru di berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, selalu diadakan OSPEK (Orientasi Studi Pengenalan Kampus) atau term lain yang semakna dengannya. Bukan hanya di perguruan tinggi diadakan orientasi seperti itu melainkan juga di berbagai lembaga, seperti sekolah-sekolah dari tingkat dasar, menengah dan atas, serta di berbagai pondok pesantren digelar ritual tahunan seperti itu. Kegiatan seperti itu diselenggarakan sebelum dimulainya kalender akademik yang merujuk pada kuliah atau tatap muka perdana. Tujuan diselenggarakannya kegiatan tersebut untuk memperkenalkan studi yang akan dijalani oleh mahasiswa baru agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan iklim akademik di perguruan tinggi.
Orientasi seperti itu memang dirasakan penting dan bermanfaat bagi mereka yang baru mengenal dunia kampus itu seperti apa. Orientasi dilakukan bukan hanya untuk memperkenalkan kegiatan-kegiatan akademis yang berlangsung di perguruan tinggi, melainkan lebih ditekankan kepada pengenalan yang bersifat akademisi, seperti pengembangan mutu akademik dan literasi. Hal-hal yang seperti ini yang seharusnya diprioritaskan dalam memperkenalkan dunia perguruan tinggi kepada mahasiswa baru, sehingga dengan perkenalan itu mereka akan bersemangat untuk meng-update mutu akademik mereka dan penguasaan literasi selama berada di bangku kuliah, apalagi keberadaan literasi di era kini sudah semakin menurun di kalangan para pemuda, tidak terkecuali kalangan mahasiswa. Dengan mendorong mereka untuk terjun ke dunia literasi dan menguasainya, maka akan diharapkan para generasi muda bisa memberikan kontribusinya dalam mengembangkan aspek pendidikan di semua tingkatan pendidikan, lebih-lebih di dunia perguruan tinggi.
Akan tetapi sangat disayangkan tujuan mulia seperti itu kadang dikesampingkan, karena banyaknya hal-hal yang bersifat seremonial yang diperkenalkan dalam kegiatan tersebut. Dominasi para senior atau mahasiswa yang sudah lebih lama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi lebih mengemuka dalam pengenalan rangkaian kegiatan di perguruan tinggi. Dominasi tersebut seakan-akan menggiring mereka untuk selalu mengikuti setiap langkah yang dilakukan oleh senior mereka. Mungkin dari aspek pengenalan kampus akan tercapai dan kegiatan dari para senior bisa ditransformasikan kepada mahasiswa baru.
Akan tetapi di sisi yang lain, orientasi studi sedikit terabaikan, karena sudah dikalahkan oleh pengenalan kegiatan kampus yang bersifat pragmatis. Kalau orientasi studi tidak bisa diperkenalkan dengan baik, maka kemungkinan untuk mempersiapkan para pemikir muda yang handal akan banyak mengalami kendala. Mereka hanya akan menempuh langkah-langkah pragmatis daripada capek-capek berpikir logis formal. Demikian pula dengan pengenalan dunia literasi akan mengalami hambatan karena kurangnya upaya untuk memperkenalkan dunia literasi dan signifikannya bagi kalangan mahasiswa. Pengembangan intelektual akan berjalan lamban karena animonya kecil. Dunia mahasiswa yang terlihat bagi mereka hanyalah dunia pragmatis, datang ke kampus sekedar rutinitas sehari-hari untuk lebih memperluas jangkauan pergaulan. Datang ke kampus dan pulang tanpa membawa tambahan pengetahuan, yang ada hanya tambahan perkenalan dengan para insan kampus, seperti dosen, pegawai dan sesama teman mahasiswa. Dan hal tersebut sejak dulu hingga kini tidak mengalami perubahan yang signifikan ke arah perbaikan intelektual.
Untuk memperbaiki hal tersebut makanya harus diambil langkah-langkah yang mengarah kepada pengenalan intelektual yang dimulai dari kecintaan terhadap dunia literasi. Perkenalkan literasi kepada mereka sedini mungkin agar mereka mampu berkreasi dan menghasilkan karya-karya yang berkualitas. Kalau kecintaan terhadap dunia literasi sudah menjadi bagian dari para mahasiswa, lebih-lebih mahasiswa baru, maka bisa diharapkan nantinya dunia akademik semakin bersinar dan ruang-ruang perpustakaan semakin dipenuhi oleh mereka yang memang haus terhadap ilmu pengetahuan.
Dengan semakin penuhnya ruang-ruang baca di perpustakaan, maka koleksi buku di perpustakaan pun akan semakin di agendakan untuk bertambah dan dengan bertambahnya koleksi bacaan di perpustakaan maka hal itu akan menandakan bahwa perkembangan intelektual di suatu institusi seperti perguruan tinggi sudah mengarah ke pemenuhan kualitas intelektual. Itulah alasannya kenapa dunia literasi harus diperkenalkan sejak dini kepada para mahasiswa baru karena merekalah yang menjadi tumpuan dan harapan untuk mengisi dunia akademik yang cemerlang di perguruan tinggi.
Karena tidak kenal maka menjadi tidak sayang. Jika sudah mengenal asyiknya dunia literasi, maka para mahasiswa dan yang lainnya akan menjadi sayang terhadap literasi dan akan menikmati setiap perkembangan yang ada di dalam dunia literasi. Kecintaan terhadap literasi merupakan kunci utama untuk membuka pintu-pintu intelektualitas di dalam pikiran kita. Oleh karena itu dalam rangkaian kegiatan pengenalan aktivitas kampus hendaknya ditekankan kepada kecintaan terhadap literasi agar mereka tumbuh menjadi para pembaca yang handal dan pemikir yang cemerlang.
Editor: Achmad Firdausi