Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Revitalisasi Pendidikan Agama Islam Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh : Dr. Siswanto, M.Pd.

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Minggu, 6 Maret 2016
  • Dilihat 101 Kali
Bagikan ke

Pada hari Jumat, 4 Maret 2016, bertempat di Lt.2 Multicenter STAIN Pamekasan, Program Kualifikasi S1 bagi Guru PAI di Sekolah pada Jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan menyelenggarakan studium general untuk semester genap Tahun Akademik 2015-2016. Hadir pada kegiatan Pimpinan STAIN Pamekasan, yang diwakili oleh Wakil Ketua Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan (H. Achmad Muchlis, MA.), Ketua Jurusan Tarbiyah (Dr. H. M. Muchlis Solichin, M.Ag.), Sekretaris Jurusan Tarbiyah (Dr. Siswanto, M.Pd.I), dan Ketua Program Studi PAI (Fathol Halik, M.Si). Narasumber yang memberikan materi kuliah adalah Dr. Tatik Hidayati, M.Ag. (Dosen Tetap Instika Guluk-guluk Sumenep). Pada kesempatan ini, Wakil Ketua Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan STAIN Pamekasan menyampaikan salam dan permohonan maaf Ketua STAIN Pamekasan yang berhalangan hadir pada kegiatan tersebut karena sedang tugas dinas ke Jakarta. Ia mengemukakan bahwa tema yang diusung dalam stadium general, yakni Revitalisasi Pendidikan Agama Islam Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat urgen untuk dikaji, mengingat para mahasiswa program ini adalah guru PAI di sekolah, yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengembangkan peran dan fungsi pendidikan Agama Islam dalam masyarakat tersebut, baik berkenaan dengan kemampuan intelektual, sikap dan keterampilan. Menurutnya, pembahasan ini menarik untuk dibincangkan di hadapan para mahasiswa agar mereka bisa mempertimbangkan dan mempersiapkan masa depan pendidikan agama Islam di sekolah di mana mereka mengajar lebih baik. Terlebih ke depan, tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia, akan semakin besar. Kompetisi semakin ketat, tidak saja dengan rekan sesama Indonesia, tetapi juga dengan bangsa-bangsa lain di ASEAN. Mengawali presentasinya, Dr. Tatik Hidayati, M.Ag menegaskan bahwa tantangan Pendidikan Agama Islam di era ini sangat berat. Ada tiga realitas PAI yang berkembang saat ini, yaitu: 1) Ritual-Formalistik, indikatornya adalah Materinya ibadah ritualistik, dominasi fiqh, dan minim nilai moral; 2) Sistem penilaian PAI hanya menyentuh ranah Kognitif, belum pada Afektif dan psikomotorik; dan 3) SDM Rendah, yakni kurangnya Integritas personal (moral) dan Skill, profesionalisme. Demikian pula persaingan PAI dengan pendidikan yang lain perlu memperoleh perhatian. Ia kemudian menjelaskan bahwa persaingan PAI dapat dipetakan pada tiga aspek, yaitu konten berkenaan dengan moralitas dan intelektualitas, proses berkenaan dengan Akhlak dan Skill, serta lulusan berkenaan dengan integritas (nilai dan kepribadian) dan pasar (mencetak tukang). Tiga hal tersebut perlu memperoleh perhatian dengan melakukan rekonstruksi dan reformasi PAI dengan menitikberatkan pada sudut pandang PAI yang lebih luas, yakni pendidikan Agama Islam yang dapat memberikan jawaban atas kebutuhan masyarakat global, mengembangkan PAI yang berbasis pada high technology, dan PAI yang lebih mengarusutamakan basis moral. Oleh karena itu, persoalan ini menjadi tanggung jawab bersama, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Ketiganya harus mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam merevitalisasi pendidikan Agama Islam di dalam masyarakat global saat ini, keluarga harus lebih terbuka dan melakukan kontrol moral pada intern keluarga bukan hanya doktrinasi nilai-nilai agama. Sekolah memberikan materi lebih menglobal, mutu /kualitas yang baik dan agama dipahami secara utuh bukan hanya kognitif, serta masyarakat diharapkan mampu menciptakan ruang yang kondusif bagi terlaksananya program dalam keluarga dan sekolah serta mempunyai kontrol moral yang berjalan dengan baik. Pada sesi terakhir, berdasarkan pertanyaan beberapa mahasiswa, narasumber memberikan respon bahwa seorang guru PAI harus mampu mengimbangi atau memiliki keahlian dalam pengetahuan bidang teknologi agar menfilter dampak teknologi. Dengan berkembangnya scope kehidupan dalam berbagai aspeknya, maka pendidikan harus diimbangi dengan moralitas yang tinggi dan nilai-nilai budaya yang luhur.