Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Eksistensi Wanita dalam Perspektif Islam

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Senin, 23 Mei 2016
  • Dilihat 152 Kali
Bagikan ke

Berbicara tentang wanita, memang menarik untuk diperbincangkan. Sejak ia lahir hingga detik inipun wanita menjadi sorotan utama bagi semua kalangan, dunia pun seakan tidak bergairah dan tampaknya sangat sepi tanpa kehadiran sang wanita. Secara fenomena yang ada, di balik kesuksesan selalu ada peran wanita bahkan yang paling andil dan paling berjasa baik itu dalam kehidupan rumah tangga, pemerintah dan politik. Bahkan telah banyak di dominasi oleh kaum wanita. Makanya jangan sampai kita beranggapan dan menganggap bahwa wanita itu lemah, tidak berdaya, pembawa sial, biang keladi dalam semua problematika dan seterusnya.

Kita tidak boleh memandang wanita dengan sebelah mata, tapi lihatlah kaum wanita dari faktor potensi dan intelektualnya, bukankah R.A Kartini telah mengimplementasikan bahkan membentuk “ persamaan hak antara wanita dengan pria”. Rasulullah SAW selaku utusan Allah memberikan hak yang sama baik itu terhadap pria maupun wanita. Dan mantan Presiden BJ Habibie pernah mengungkapkan di balik kesuksesan beliau ada sosok wanita yang tulus dan berjasa bahkan selalu mendampingi beliau dalam segala hal.

Kehidupan beliau menjadi contoh yang sangat baik untuk ditiru dalam semua kalangan. Agar tidak timbul pemikiran bahwa wanita itu tidak tahu apa- apa dan sepertinya hanya bisa mengurusi dan merawat keluarganya saja. Kalau dulu, memang wanita tidak banyak berperan diranah publik, bahkan ia juga dianggap tertinggal dunia, wajarlah jika wanita dikatakan seperti itu, karena memang peran wanita saat itu dibatasi dalam lingkup 3M (Masak di dapur, Mandi di sumur, dan Melayani di kamar).

Di dunia Islam derajat kaum pria dan wanita tidak ada perbedaan, semuanya sama. Derajat mereka ditentukan bukan oleh jenis kelamin ataupun semacamnya akan tetapi oleh kadar iman dan amal shalehnya masing- masing. Adapun persepsi wanita dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dituntut untuk berperan dan berpartisipasi secara aktif, untuk melaksanakan amr ma’ruf dan nahi mungkar serta dituntut juga untuk berlomba- lomba dalam kebaikan. Allah SWT berfirman: “ tolong- menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan jangan tolong- menolong dalam dosa dan permusuhan”.

Wanita tidak hanya dituntut di dalam rumah tangga saja, tapi ia harus tahu situasi dan kondisi dunia luar. Islam juga mengakui tentang hak-hak wanita di dunia publik, termasuk di dalamnya mengemukakan pendapat, ikut dalam pemilu, berbisnis, berkarier dalam dunia entertainment, dan lain sebagainya. Sejak kedatangan Islam di dunia yang modernisasi ini, tidak pernah terlintas dan berinisiatif untuk mendisposisikan kaum wanita. Sebaliknya Islam sendiri menghormati, menghargai, dan bahkan menjunjung tinggi harkat dan martabat seorang wanita.

Selaku wanita tidak harus banyak diam namun seyogyanya mengakses dan mencari banyak informasi dunia luar secara aktif. Agar tidak dikenal sebagai sosok yang minim dalam keilmuan dan potensi yang dimilikinya.