Membaca, Solusi Cerdas Hadapi MEA
- Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
- Senin, 9 Mei 2016
- Dilihat 33 Kali
Pamekasan (beritajatim.com) - MEA merupakan sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN, yang bertujuan meminimalisir dan menghilangkan sejumlah hambatan kegiatan ekonomi lintas kawasan dari berbagai sektor. Mulai dari sektor perdagangan, jasa, investasi hingga pasar tenaga kerja profesional. Seperti guru, dokter, pengacara dan lain sebagainya. Guna menghadapi era MEA, dibutuhkan berbagai persiapan untuk mengakses berbagai macam persoalan yang dimungkinkan terjadi selama masa perdagangan bebas tingkat ASEAN. Salah satunya dengan membaca. "Membaca sangat penting untuk kehidupan, utamanya bagi masyarakat yang akan menghadapi MEA. Sebab dengan membaca, kita bisa menambah wawasan dan pengetahuan," kata Siti Asiyah, salah satu mahasiswa STAIN Pamekasan, Sabtu (19/3/2016). Tidak hanya fokus pada buku pelajaran tertentu, tetapi juga bisa mengetahui berbagai situasi dan kondisi yang bisa didapat berkenaan dengan MEA dari berbagai media membaca. "Bagaimanapun, membaca sama dengan membuka jendela dunia menuju pengetahuan dan kesuksesan," ungkapnya. Ironisnya, banyak orang yang tidak memanfaatkan secara maksimal. Bahkan mereka cenderung putus asa dan mudah menyerah. "Betapa beruntungnya masyarakat yang terbiasa membaca dan menjadikannya sebagai kebutuhan hidup, sehingga bisa menambah wawasan dan pandangan hidup," sambung mahasiswa prodi bahasa Arab itu. Hubungan minat baca dengan kecerdasan dan inovasi, sangat berkaitan erat dengan tingkat kesejahteran masyarakat. "Jadi semakin tinggi kita melek huruf dan budaya membaca, maka kecenderungan angka kemiskinan semakin menurun," jelasnya. Apalagi pada 2020 mendatang, Indonesia akan masuk era kerjasama ekonomi Asia-Pasifik atau APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation). Otomatis juga harus meningkatkan budaya membaca. "Kegiatan ini perlu didukung dengan komitmen dan semangat yang tinggi, tentunya juga dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan," imbuhnya. Berdasarkan hasil survey UNESCO beberapa tahun lalu, minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Sehingga diperlukan motivasi dan pembiasaan diri. "Tentunya kita miris mendengar hal itu, tentunya membaca harus di budayakan dalam kehidupan sehari-hari," sambung Aisyah. Salah satu cara menjadikan Indonesia, sebagai negara maju dan menyongsong era MEA. Tentunya dengan melakukan pembinan dan pembiasaan membaca masyarakat. "Hal itu merupakan tanggungjawab bersama dan dapat dilakukan melalui jalur pribadi, lingkungan, lembaga pendidikan maupun jalur birokrasi," bebernya. "Jadi gunakan waktu yang tersedia untuk membaca, jangan malas membaca selagi ada kesempatan. Mari kita cari pengetahuan dan pengertian dengan membaca, karena membaca sumber utama untuk menghasilkan pengetahuan baru," pungkasnya. [pin/but]