Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Menjadi pemuda itu Mumet Slow aja

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Senin, 30 Mei 2016
  • Dilihat 47 Kali
Bagikan ke

Ditulis Oleh: FITRIYATUN Mahasiswa STAIN Pamekasan semester VI, Jurusan PBA

pertama yang ingin penulis tekankan disini adalah “menjadi pemuda bukanlah beban’’ ! Tidak bisa dipungkiri bahwa pemuda adalah harapan bangsa, kemajuan dan kejayaan bangsa tergantung bagaimana pemuda bangsa meminej atau mempoles Negara ini.

Mengutip dari pepatah yang sangat erat  kaitannya dengan seorang pemuda. Pepatah yang banyak sekali muncul dari tokoh revolusioner Bung karno; yang terkenal seperti halnya, “beri aku satu pemuda akan ku cabut semeru dari akarnya”. “Beri aku sepuluh pemuda,akan aku goncang dunia”. Pepatah lain yang masih bersumber dari beliau “sepuluh orang tua hanya bisa berandai, sedangkan satu pemuda mampu berbuat perubahan”. 

Dari dua pepatah tersebut jelas bahwa : pemuda adalah peran sentral dan merupakan kekuatan yang maha dahsyat yang akan mampu membuat perubahan kedepan.

Pepatah arab juga mengatakan dan kita cukup sering mendengar. Misalnya “Pemuda hari ini adalah generasi hari esok” banyak sekali pepatah yang erat hubungannya dengan pemuda, meliputi siapakah pemuda itu?, bagaimana menjadi pemuda yang baik,serta peran pemuda dalam semua bidang,yakni terlebih pada agama, diri sendiri, keluarga,lingkungan sekitar, ,dan Negara. 

Dari saking banyaknya pepatah tersebut pemuda saat ini tidak termotivasi atau bahkan acuh terhadap apa yang seharusnya mereka fikirkan dari semua pepatah itu, hingga pada akhirnya mereka stress.

Sama halnya dengan kemelut atau gejolak yang bersumber dari internal ataupun eksternal diri seorang pemuda. Masalah asmara misalkan, masalah ini sudah cukup membuat satu pemuda bisa membunuh dirinya sendiri, apalagi bila mereka dihadapkan pada masalah-masalah lain. Misalnya rendah diri, GAPTEK, gagal dalam ilmu. Berbagai masalah ini bahkan sering membuat seorang pemuda beranggapan bahwa dirinyalah sumber masalah. 

Mengapa tidak ? ketika dihadapkan pada masalah eksternal, beban menjadi pemudapun kian terasa, desakan demi desakan datang silih berganti.tuntutan untuk menjadi pemuda yang cerdas, berpengalaman, dan  tidak serta merta selalu mengandalkan orang tua dalam segala hal, terlebih jika masalah ekonomi yang menuntut pemuda mempunyai pekerjaan tetap dengan gaji tinggi, semua tuntutan ini akan sangat membuat pemuda bingung atau bahkan menganggap begitu menyebalkan sekali menjadi pemuda, bingung harus mendahulukan yang mana dan memulai dari mana?, akibatnya, pemuda menjadi mudah stress. Bagaimana tidak ? jika tuntutan hidup yang sedemkian menumpuk, maka yang terjadi terkadang banyak kita jumpai pemuda yang lupa terhadap kebahagiaan dirinya sendiri akibat hanya memikirkan kebahagiaan orang lain atau adanya berbagai tuntutan tersebut. Terlalu bersemangat dalam upaya memperbaiki dan kehidupan juga tidak lepas dari resiko stress. Karena jika kenyataan yang nantinya diterima tidak sesuai dengan apa yang seharusnya menjadi keinginan kita atau yang selalu kita elu-elukan menjadi tidak sesuai.  Kecewa itupun tidak bisa dihindari, kekeecewaaan yang seperti ini akan membuat pemuda sulit bangkit. Jika sudah seperti ini, tidak akan kita dapatkan pemuda yang mampu mengguncang dan merubah dunia, melainkan pemuda lemah dan loyo yang akan kita dapatkan.

Ada pula pemuda yang sebaliknya, karena tidak mau ambil pusing dan ruwet, ia acuh terhadap tanggung jawabnya sebagai pemuda. Ia lantas memilih jalan pintas. Lari dari kenyataan dan EGP terhadap dirinya yang sebenarnya pemuda. Sikap yang seperti anak-anak, manja, bermalas-malas ria. Ia hanya berpikir bagaimana dirinya senang. Tanpa berpikir ada tanggung jawab yang besar dalam dirinya, ia tidak pernah berpikir bahwa hidupnya adalah mengabdi. Pemuda yang seperti ini biasanya berlagak seperti dirinya tidak akan beranjak besar. Melihat masalah pemuda yang seperti ini, sebetulnya hanya dengan dua kata SEMANGAT dan SLOW, Semangat tidak perlu berlebihan, sehingga akan menimbulkan kekecewaan. Begitu pula jangan terlalu bersantai ria,hingga saking terlalu santainya ia tidak sadar ini zona tidak aman. 

Menjadi pemuda cerdas pula di elu-elukan bukanlah yang mudah. Butuh perjuangan dan istiqamah!. Namun dalam hal ini kita tidak serta merta lupa terhadap kebahagian diri sendiri. Menjadi pemuda yang mandiripun perlu tekad kuat,namun juga kita tidak boleh mengabaikan ketenangan diri. Hanya  karena tuntutan kita lupa dengan diri kita masing –masing. Setiap pemuda juga berhak untuk hidup tenang dalam segala hal baik itu beribadah ataupun belajar. Hingga dengan ketenangan yang seperti itulah akan tercapai pribadi yang unggul, mandiri. Pemuda juga berhak menikmati kebersamaan dengan teman. Dalam hal ini akan melahirkan pemuda yang bisa bergaul dengan jenis orang. Bukan pemuda yang selalu terlihat ruwet dan bingung, seakan dirinya terkungkung oleh beberapa masalah ataupun tuntutan. Pemuda juga berhak bebas. Bebas dalam artian bagaimana seorang pemuda bisa membagi waktu mereka untuk agama, keluarga dan bangsa.

Namun. Terlepas dari itu semua . mau tidak mau setiap orang yang sadar akan statusnya bahwa dirinya adalah pemudapun harus berusaha lebih keras. Dan mau tidak mau pula itu kenyataan yang harus terjadi.

Seorang pemuda dituntut untuk selalu berusaha lebih giat lagi dan selalulah berusaha meningkatkan kualitas diri dengan belajar lebih lahap dan membaca lebih rakus,berusaha meningkatkan kualitas kehidupan minimal pribadi dengan bekerja lebih giat dan cerdas.

Para orang tua sepatutnyalah memberi dukungan dan do’a terhadap pemuda mereka masing-masing, tanpa dukungan dan doa dari orang tua, tidak akan mungkin segala sesuatu itu terjadi, namun juga orang tua harus faham dan tidak perlu membebankan semua yang akan terjadi di masa depan itu adalah tanggung jawab pemuda meski pada hakekatnya seorang pemuda memang hidup untuk masa depan.karena dengan dipertegasnya beban itu sering menimbulkan kesalahpahaman dalam diri pemuda. 

Wahai orang tua, berilah dukungan terhadap pemuda, tapi jangan sekali-kali melarang mereka untuk bersantai sebentar meluangkan waktunya. Karena pemuda juga berperasaan.