Kenali kepribadian anda dari cara berpakaian,,, Hayo….! kamu yang mana??????????
- Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
- Selasa, 13 Juni 2017
- Dilihat 124 Kali
Gaya berpakaian bukan sekedar tren mode, tetapi ia lebih banyak menunjukan ciri dan watak kepribadian orang itu dalam sebenarnya, “ bagaimana caranya orang itu bermake-up dan mengenakan pakaian, maka demikianlah pula gambaran watak dari orang itu. Namun dari pada itu mengenali kepribadian seseorang bukanlah sesuatu yang dianggap mudah, mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kita betul-betul mengetahuai bagaimana keperibadian seseorang tersebut. Tak hayal, bukan hanya tingkah laku dan tutur kata lohh...!yang bisa menggambarkan kepribadian seseorang, cara berpakaian juga merupakan salah satu komunikasi yang menggambarkan watak dari tiap-tiap orang. Hemmzz …! kira-kira seperti apa sih kepribadian kita,,,,? Mari kita bahas secara detail bagaimana sih kepribadian orang itu dilihat dari cara berpaikainnya,,,,? tentunya kita sering mendengar nasihat dari orang alim “jangan menilai orang dari luarnya saja” berikut merupakan nasihat yang baik dan perlu ditiru. Namun, itu lohhh....! yang tidak bisa kita pungkiri bahwa kita tidak bisa menahan diri untuk tidak berasumsi terhadap orang lain, apalagi pada saat pandangan pertama. Aduhh ampun deh...!!! dari mulai bagian atas sampek kebawah pastinya. Selanjutnya kita tentu tahu dongg…..! ternyata berpakaian itu ada fungsinya juga,,, Fungsi khusus dari pakaian yaitu untuk melindungi diri kita dari rasa dingin, keadaan panas,dan sebagainya. Misalnya, pakaian dalam kita yang dikenakan untuk menutup bagian tubuh yang memangharus disembunyikan dan merupakan aurat dari padanya. Seperti yang dikutip didalam Al-quran: يَابَنÙÙŠ آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكÙمْ Ù„Ùبَاسًا ÙŠÙوَارÙÙŠ سَوْاَتÙÙƒÙمْ وَرÙيْشًا ÙˆÙŽÙ„Ùبَاس٠التَّقْوَى Ø°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ خَيْرٌ Ù…Ùنْ اَيَات٠الله٠لَعَلَّهÙمْ يَذَّكَرÙونْ. Yang artinya: Hai anak adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian yang menutupi auratmu dan pakaian indah perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.(QS: Al- A’raf, 26) Nahh..... Semakin penasaran bukan....? Yuk…..! Selanjutnya kita harus tau apa sih kepribadian itu…? Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini karena terjadi perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya. Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa inggris “personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Persona biasanya dipakai oleh pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan suatu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengepresikan suatu bentuk gambaran manusia tertentu. Misalnya, seorang pendiam, pemarah, pemurung, periang, peramah, dan sebagainya. Nah sudah tau kan apa itu kepribadian,,,! Sekarang, marilah kita coba untuk menggolongkan jenis-jenis cara berpakaian orang. Pada umumnya ada empat penggolongan yang dapat kita kemukakan. Anggun: individu yang menunjukan sikap yang berbahagia dengan corak pakaiannya, serta pandai dalam menciptakan kombinasi pakaian. Berpakaian rapi: meniru cara berpakaian orang lain yang bersifat konvensional atau mengenakan pakaian yang serba keren, mecis, dan parlente. Berpakaian sembrono: coraknya tidak harmonis, tetapi pakaiannya cukup bersih. Berpakaian slebor: tidak harmonis dan pakaianya serba kotor dan tidak karuan. Kita bisa mengenali seseorang dari caranya ia berpakaian, seperti membedakan mana yang petani, karyawan kantoran, dokter, perawat, pasien, kita juga dapat membedakan mana yang ibu rumah tangga, dan lain sebagainya. Salah satu alasan dari perbedaan tersebut itu terletak perbedaan tuntutan dan perbedaan fungsi. Seorang artis yang senang berdandan, akan tampak berbeda sekali dengan seorang karyawan yang makmur hidupnya, seorang ahli bangunan yang kaya pun berbeda caranya berpakaian dibanding dengan seorang pegawai bank yang rapi. Namun, akan tampak aneh dan mengandung tanya apabila seorang yang karyawan kantor biasa berpakaian layaknya artis sinetron. Lantas, pertanyaannya sebenarnya apa sih yang menjadi perhatian banyak orang sehingga bisa mengenali kepribadian kita..? Penasaran nggak, bagaimana sih karakter kamu kalau dilihat dari gaya berpakaian yang kamu kenakan…? Gaya Tradisional. Gaya ini diidentik dengan gaya kostum dan pakaian seragam, gaya tersebut merupakan gaya berpakain yang bercorak tradisional. Keseragaman dalam berpakaian senantiasa didambakan orang setiap kali orang ingin menyatakan sifat kebersamaan, suatu ikatan yang akrab, suatu golongan tertentu dalam masyarakat. Orang yang mengenakan pakaian seragam tradisional, entah pakaian itu pakaian petani, seragam polisi, seragam hansip, dan lain sebagainya, semua cara berpakaian itu adalah bermaksud untuk memberikan nilai pribadi yang lebih tinggi kepada yang memakainya, suatu citra yang didambakan para pemakainya itu. Apabila kita menanggalkan pakaian seragam kita dan menghendaki kebebasan pada tubuh kita, yang kita kenakan adalah pakaian sehari-hari kita yang asli, yang wajar dan alamiyah. Dalam hal ini, kita berada dalam keadaan telanjang menurut hakikat pribadi kita yang sebenarnya, yakni dalam keadaan tanpa busana. Citra yang terkandung dalam pikiran kita ialah alam itu memang polos dan terbuka sifatnya, sehingga demikian sifat telanjang itu sifatnya sama dengan sifat alamiyah, dalam keadaan aslinya. Itulah alasannya orang menciptakan suatu seragam untuk membedakan penggolongan citra yang mereka miliki itu. Entah seorang petani itu mengenakan pakaian petani atau pakaian yang lebih agung, pakaian tradisional memang menggambarkan suatu citra kesatuan, keserasian, keserderhanaan. Intinya seragam memperlihatkan adanya kebersamaan dalam suatu golongan, satu sifat yang dimiliki bersama, dan memperlihatkan sifat kesetiaan terhadap citra yang dipuja itu. Hemmmz... dengan gaya tradisional ini sudah tergambar, bukan? Bahwa kita berpakaian ala seragam bisa menggambarkan kepribadian kita lhoo…. Gaya Asli. Orang yang cenderung menyukai gaya berpakaian asli adalah orang yang bersifat kreatif dan produktif, serta memiliki sense of art yang tinggi. Ia cenderung memiliki semangat yang berkobar-kobar, mempunyai banyak ide kreatif, dan suka berpetualangan. Wanita yang mempunyai tipe semacam ini, bisa saja dia menciptakan gaun yang indah dengan bahan kain yang biasa dengan motif yang biasa juga. Begitupun pria yang tergolong tipe ini akan menyuruh membuat kemeja yang aneh modelnya sesuai dengan seleranya sendiri, sehingga terkadang orang lain memandang dirinya sebagai orang yang berprilaku aneh dan cenderung eksentrik. Oleh sebab itu keaslian selera orang semacam ini akan kelihatan pada soal pemilihan jenis pakaian itu sendiri, serta kombinasi bentuk dan warna yang ia inginkan. Gaya Klasik. Klasik, mendengar namanya saja kita tentu pasti berpikir ke yang berbau zaman-zaman kuno dulu. Yang dimaksud klasik disini yaitu konsep yang memperlihatkan cara berpakaian sesuai dengan model yang telah ditentukan secara ketat, dengan bentuk kuno dan warna yang lama. Pada umumnya pakaian yang bernuansaklasikitusederhanasaja, tidak glamor. Apabila anda menyukai cara berpakaian yang klasik, maka anda mengenakan pakaian yang sederhana coraknya. Dengan mengenakan pakaian klasik, kita ingin menciptakan suasana bahwa kita ini adalah seorang yang mempunyai kepribadian tertentu, yang mempunnyai nilai-nilai pribadi tersendiri. Dengan berpakaian dalam gaya klasik itu, seorang ingin menarik perhatian orang lain, dan menunjukan kewibawaan, bahkan mengundang orang lain untuk hormatdan menghargai dirinya. Orang itu berharap memperoleh penghargaan menurut martabat yang dimilikinya, dan membayangkan dirinya sendiri sebagai seorang yang sedang dipuja. Gaya yang Modis Perubahan tren mode yang pesat akan mendatangkan perubahan dalam jenis warna, pola pakaian, dan gaya potongan pakaian. Mode dengan sendirinya mendorong kearah perubahan. Sebab, mode itu sendiri memang telah merupakan satu konvensi, yang membentuk sesuatu yang serba baru. Mode itu menentang sesuatu yang sifatnya konservatif dan mendorong kearah suatu bentuk yang berbeda sama sekali dengan yang sudahada. Maka, terciptalah mode yang baru. Mode itu berkembang oleh karena adanya daya tarik kearah sesuatu yang baru, hasrat untuk mengalami perubahan baru. Orang yang senang mengikuti mode, tidak menyukai sesuatu yang asli, melainkan lebih senang adanya perubahan-perubahan. Akan tetapi, kita harus mengakui, bahwa orang semacam ini pun memilliki keinginan untuk memilliki sesuatu yang asli. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh, akan tetapi dapat menjurus ke arah kegemaran yang ekstrim. Apabila hasrat itu bertujuan untuk memberikan kesan kepada masyarakat sekitarnya dan menjerus ke arah yang serba berlebih-lebihan, maka hal itu merupakan suatu usaha rahasia untuk menyembunyikan rasa takut jangan-jangan tidak dihiraukan orang. Hayooo......!!! kamu yang mana nih…? Dalam banyak hal tersebut, ciri yang ditampilkan oleh orang tidak harus dominan pada salah satu ciri saja. Bisa saja orang tersebut menampilkan dirinya dengan mengkombinasi beberapa ciri yang ada, orang yang mudah bergaul merupakan perpaduan antara keaslian yang murni dengan gaya yang modis. Keadaan lahiriyah dapat melindungi keadaan tubuh atau menghias tubuh itu dengan indah. Satu bungkus botol minuman merupakan lambang yang bermaksud memantulkan suatu bayangan nilai tertentu yang menunjukan taraf presitise tertentu. Dengan cara yang sama pula, kita manusia mengenakan pakaian menurut peranan yang diidamkan untuk memantapkan suatu nilai. Apabila kita memahami ilmu jiwa secara mendalam, terutama sekali ilmu yang menyangkut erat dengan kaitan soal warna dan bentuk, maka kita akan mengenal perbedaan emosional serta tanda-tandanya pada diri seorang, yang akan memantul pada suasana-suasana warna, kombinasi warna dan gaya, pola-pola tertentu, serta kualitas bahan. Apabila anda telah memahami ilmu jiwa yang menyangkut soal emosi seseorang, maka anda akan memperoleh tanggapan yang tepat dan lengkap mengenai apa yang kita hayati itu, sehingga kita pun menilai lambang-lambang itu dengan kesadaran diri kita dengan cara yang samat tepat dan lengkapnya. Hal ini berlaku juga kebenarannya sekalipun orang itu hanya memberikan reaksi yang sangat sederhana, misalnya,” saya tidak menyukai warna atau gaya semacam itu.” Atau kita dapat menarik kesimpulan dari apa-apa yang tidak ia sukai.