Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

MENGGUGAH SEMANGAT ISLAM NUSANTARA

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Rabu, 7 Juni 2017
  • Dilihat 52 Kali
Bagikan ke

*Oleh: Ulfatuz Zayyinah

Sebagaimana mafhum, bahwa akhir-akhir ini wacana Islam Nusantara banyak diperbincangkan dikalangan halayak umum yang kehadirannya diaggap sebagai persoalan baru yang menarik perhatian masyarakat Indonesia, hal ini dibuktikan dengan respon positif melalui berbagai macam cara mulai dari diadakannya dialog, seminar bahkan pada pembahasan gerakan nyata yang menggambarkan bahwa Islam Nusantara menjadi bagian terpenting dalam menjaga keharmonisan dan kewibawaan NKRI.

Islam Nusantara merujuk pada kenyataan sejarah mengenai penyebaran Islam di seluruh wilayah dengan cara pendekatan sosio-kultur, merangkul budaya, menghormati budaya dan menyelaraskan budaya, tentu tidak dengan doktrin yang keras apalagi menantang terhadap budaya itu sendiri. Oleh karena itu, Indonesia sepakat dengan hadir model Islam Nusantara ini yang bertekad mempertahankan karakter dan ke-islamannya secara universal, yaitu islam yang penuh dengan sopan santun, tatakrama dan toleransi.

Namun, banyak kalangan intelektual yang pro dan kontra terhadap gagasan islam nusantara karena terkesan menghadapkan kita dengan Islam di Arab. Oleh sebab itu, penting kiranya kita memaknai faham Islam Nusantara sebagai bentuk penalaran Islam yang memberi kesehteraan dan menyebar perdamaian bagi seluruh rakyat indonesia. Memaknai Islam Nusantara di Indonesia

Sejatinya, Islam Nusantara adalah ciri khas islam ala indonesia, penggabungan antara teologi dengan budaya, budaya dengan adat, adat dengan ras serta keanekaragaman suku yang bemacam-macam di tanah air ini. Pemahaman tentang formulasi islam nusantara menjadi penting untuk memetakan identitas islam di negeri ini. Islam nusantara tidak terbatas pada sejarah atau lokalitas islam di tanah jawa. Lebih dari itu, Islam Nusantara menjadi manhaj yang harus senantiasa diperjuangkan untuk masa depan peradaban Indonesia.

Islam Nusantara adalah islam yang ramah, terbuka dan mampu menjawab terhadap masalah-masalah besar bangsa dan negara. Tentu islam yang dinamis dan bersahabat dengan kultur, sub-kultur serta agama yang beragam ini tidak hanya cocok diterima dinusantara saja tetapi juga pantas untuk mewarnai budaya nusantara dalam rangka mewujudkan sifat komprehensifnya yaitu rahmatan lil alamin.

Menelisik wajah Islam Nusantara dalam konteks kekinian demi menjaga keutuhan NKRI sangat dibutuhkan, karena kedatangannya memperioritaskan prinsip tawasut (moderat), keseimbangan dan kesetaran akan menerima corak kehidupan yang lebih inklusif serta menerima demokrasi dengan baik. Hal ini senada apa yang dikatakan oleh Azyumardi Azra bahwa “pemahaman islam nusantara menjadi solusi yang cocok dalam menghadapi pemaslaahan tentang persatuan yang terjadi di negeri manapun, namun tidak harus bernama atau berbentuk seperti Islam Nusanatara karena islam tidak mengenal me-nusantarakan Islam atau nusantarisasi tetapi yang lebih substansi adalah bagaiamana memberikan pemahaman terkait ajaran Islam Nusantara yaitu merangkul seluruh perbedaan dengan prinsip-prinsip ahlussunnah wal jamaah, sehingga perdamaian dan saling menghormati akan tercipta dengan sendirinya dikalangan masyarakat.

Maka dari itu, originalistas Islam Nusantara ini berlandaskan nilai dan norma keislaman yang dibangun oleh para sufi, islam tumbuh berkembang dengan segala manisfestasi yang dibawanya melalui proses asimilisi atau sinkretisasi. Eksistensi Islam yang digerakan oleh masyarakat jawa hingga sampai kepelosok desa se-nusantara karena adanya peleburan nilai dari budaya Cina, Persia dan Arab.

Dalam konteks ini, suatu tradisis islam menunjukan keberadaan suatau daerah di indonesia yang melambangkan tradisi islam itu sendiri, kesamaan dan perbedaan merupakan saripati dan hikmah dari perjalanan islam berabad-abad di nusantara yang telah menghasilkan suatu karekteristik Islam nusantara yang lebih mengunggulkan nilai keseimbangan sesuai dengan prinsip pokok ahlussunnah wal jamaah.

Salah satu adagium Islam Nusantara adalah tegaknya NKRI dan Pancasila. Indonesia adalah wadah yang memberikan ruang gerak terhadap implementasi nilai luhur Pancasila sebagai ideologi bangsa yang final juga mempersentasikan ajaran islam annahdliyah, Karenanya, mempertahankan NKRI dan Pancasila merupakan bentuk perwujudan kongkrit dari menegakan syariat Islam sebabnya pancasila adalah pengejawantahan dari islam nusantara itu sendiri.

Perlu ditegaskan bahwa Islam Nusantara bukanlah anti budaya arab, tetapi untuk melindungi Islam dari arabisasi dengan memahaminya Islam secara kontekstual. Sebagaimana yang dikatakan oleh Gus Dur “Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya arab, bukan untuk Aku menjadi“Ana, Kamu menjadi Antum, dan Sedulur menjadi Akhi, kita harus serap ajarannya bukan budaya arabnya. Maka Islam Nusantara tetaplah berpijak pada akidah tauhid sebagaimana esensi ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad. Arabisasi bukanlah substansi ajaran islam yang sesungguhnya, maka kehadiaran Islam Nusantara ingin menegaskan betapa pentingnya keselarasan budaya dan kontekstualisasi terhadap budaya lokal sepanjang tidak melanggar nilai ajaran islam secara utuh.

Oleh sebab itu, gerakan islam nusanatara menjadi penting dalam rangka untuk menjawab kehadiran persoalan yang begitu komplit di republik ini, untuk manjaga persatuan ummat yang berbeda-beda. Maka, konsep Islam Nusantara hadir ditengah-tengah pergolatan politik bangsa demi menegaskan bahwa posisi Islam senantiasa mampu menebar pesona rahmatan lil alamin sesuai tujuannya.