Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

PERAN ORANG TUA SEBAGAI UPAYA MENANGGULANGI PERGAULAN ANAK DI ERA GLOBALISASI

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Jumat, 9 Juni 2017
  • Dilihat 127 Kali
Bagikan ke

Ditulis oleh : Ulfatun B Mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab STAIN Pamekasan Orang tua adalah dua sosok ayah dan ibu yang sudah dianugerahkan manusia mungil oleh Allah SWT yaitu anak. Tugas orang tua terhadap anak sangatlah mulia, dari mengandung, melahirkan, menyusui, membesarkan lalu menyekolahkan sampai ketingkat pendidikan yang tinggi, yang tiada lain adalah untuk mencetak sosok anak kesayangan Bangsa dan Negara, bermanfaat untuk nusa dan bangsa, lebih-lebih kepada orang tuanya sendiri. Tugas orang tua tidak hanya cukup sampai anaknya dewasa dan berpendidikan tinggi. Justru semakin tinggi anak mendaki pendidikan, maka semakin erat lah orang tua memegang tangan anak nya agar tidak terjatuh. Mengapa..? Di era globalisasi ini banyak sekali anak, remaja yang terjerumus pada arus teknologi Dampak dari adanya globlisasi yang ditandai adanya teknologi: Pertama, hilangnya sifat gotong royong pada anak, anak lebih dominan main hp daripada membantu tetangga. Kedua, karena kita melihatnya remaja yang bebas bergaul/pergaulan bebas. Ketiga, anak suka melawan pada orang tua/ yang lebih tua. Keempat, anak lalai shalat, ia lebih senang bermain game dll. Orang tua manapun pasti ada keinginan untuk melihat anaknya sukses. Apa lagi orang tua yang hanya menyandang hidup di lahan pertanian. Mereka tidak ingin anaknya bernasib sama sepertinya. Sehingga tak heran jika mereka rela melakukan apapun demi mewujudkan impian anaknya. Meskipun harus merantau ke Negara orang lain, demi mebiayai pendidikan anaknya di luar sana. Padahal tidak harus dengan cara seperti itu. Mencukupi kebutuhan anak belum tentu pendidikan anak juga cukup tercapai, justru mereka diberikan peluang besar untuk bermalas-malasan, menghabiskan kiriman orang tuanya, memanfaatkan pendidikan untuk kepentingan diri sendiri. Hal seperti itu sudah banyak ditemui di kalangan pemuda saat ini, orang tuanya merantau ke Negara orang, anaknya menjadi aur-auran di sepanjang jalan, keluyuran, meninggalkan shalat, bergaul dengan orang-orang yang tidak baik, bahkan ada yang kecanduan minuman dan obat-obatan terlarang. Karena mereka berfikir bahwa mereka sudah tidak ada yang memantau dan memarahinya lagi. Lain lagi dengan bangsawan yang sudah berkecukupan. Mereka mendidik anak dengan uang. Bukan dengan didikan mereka sendiri. Hanya dengan menyewa Beby Siter mereka langsung beranjak melakukan aktifitas di kantor. Tanpa mereka berfikir bahwa hal seperti tidak baik untuk perkembangan anaknya. Mengapa..? anak kecil yang masih tidak bisa mengenal siapa orang tuanya seharusnya orang tuanya lebih banyak punya waktu untuk anaknya, yang tiada lain tujuannya untuk memperkenalkan diri bahwa akulah orang tua mu nak. Orang tua yang disibukkan oleh pekerjaan, biasanya tidak mementingkan anaknya yang masih membutuhkan asupan terutama Asi Exclusif. Padahal asupan seperti itulah yang mampu membantu perkembangan anak. Sebagai orang tua sepentasnya selalu terlihat oleh anaknya dimanapun ia berada. Berangkat sekolah, ada orang tua. Pulang sekolah, ada orang tua meskipun hanya ibu atau pun ayah. Sehingga anak merasa nyaman ada di rumah, tidak melakukan sesuatu tanpa izin orang tuanya dan masih banyak lagi lainnya. Padahal banyak cara agar anak tetap mendapatkan asupan yang baik meskipun tanpa didampingi orang tuanya, Misal, jika orang tua merantau, dengan kondisi ekonomi yang sangat buruk, bagaimana cara kita mengatasi anak, apakah media sosial tidak berguna untuk menghubungi melalui video call dll. Problem solving seperti inilah kita bisa gunakannya. Apa lagi di Era Globalisasi ini, banyak sekali prilaku remaja yang sudah tidak beraturan, bahkan melanggar aturan agama islam, contoh: hamil di luar nikah, banyaknya pecandu narkoba, info anak hilang, bayi dibuang dimana-mana akibat perbuatan orang tuanya sendiri, anak perempuan keluyuran malam-malam, bunuh diri dengan pacarnya, lari dengan pacarnya, membunuh orang tuanya sendiri dan lain-lain. Ini merupakan contoh prilaku anak yang menyimpang. Oleh karena itu, Pertama, peran keluarga untuk mengawasi anak sangat berarti, orang tua wajib menjadi pemimpin dalam rumah tangga pada anak. Perketat jam belajar anak, prilakunya dipantau. Jika ada prilaku menyimpang maka anak ditegur, sehingga anak merasa takut melakukannya lagi. Dan masih banyak lagi solusi yang bisa membantu untuk mendidik anak supaya menjadi anak yang baik. seharusnya orang tua menyadari bahwa dirinya bukan hanya berstatus orang tua, akan tetapi harusnya juga berperan sebagai sosok orang tua yang ideal bagia anaknya, sehingga anaknya tidak terjerumus pada arus perkembangan zaman. Karena hal seperti itu sangan penting untuk menjaga sikap dan watak anak agar tidak terbiasa dengan prilaku yang jelek atau pun prilaku yang akan menciptakan kehancurkan generasi masa depan. Adakah orang tua yang sedemikian..?