Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Urgensi Dibalik Pendidikan

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Minggu, 16 Juni 2019
  • Dilihat 47 Kali
Bagikan ke

Oleh: khorida hasna Kita berbicara soal pendidikan, tentu pembahasan kita tidak akan luput dengan ruang manifestasi dari orentasi pendidikan itu sendiri. Sudah kita ketahui bersama bahwa orentasi dan fundamentalisasi pendidikan itu pada dasarnya ingin memanusiakan manusia sesuai nilai-nilai kemanuasian.

Salah satu tokoh pendidikan di indonesia yang masih tetap kita kenang salah satunya adalah k. Hajar dewantara, salah satu kyai yang juga terlibat dalam memajukan pendidikan di indonesia menjadi pendidikan yang maju dan progresif. Dewasa ini pendidikan kita mengalami berbagai pendewasaan, hal ini tidak lepas dari tuntutan realitas yang terus memiliki masa dan zaman yang berkelanjutan, berubah-rubah kondisi serta situasinya. Salah satunya manusia selaku mobilisator pendidikan sudah barang tentu tipologi dan sistem pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan manusianya. Kita bisa lihat kurikulum pendidikan yang sampai hari berapa kali pergantian kurikulum pendidikan. Pergantian ini dikarnakan tuntutan manusia dan zamannya.

Oleh karena itu ketika kita bicara pendidikan maka kita sama halnya bicara masa depan manusia dan zaman. Setiap generasi memiliki zamannya sendiri, setiap zaman memilki tipologi dan manifestasinya sendiri. Jangan salahkan pendidikan yang gagal memenuhi tuntutan zaman salahkanlah mobilisator pendidikan karna dari produk pemikirannyalah yang melahirkan corak pendidikan itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri lagi disini keberlangsungan pendidikan tidak lepas dari peran sentral manusia, artinya pendidikan dan manusia adalah suatu keluargaan yang saling membutuhkan.

Sebelum jauh pembahasan ini mari kita sedikit masuk apa yang dimaksud urgensi itu. Penulis sendiri akan mencoba menjelaskan dari sisi kaca matanya, sederhananya urgensi ini adalah suatu yang harus, suatu yang perlu. Keharusan dan perlunya ini ialah lari pada konteks yang dibahas serta dijadikan objek tulisan ini.

Secara otomatis urgensi pendidikan ini mengacu pada sisi manusia selaku pemeran pendidikan. Pendidikan kita adalah alat masa depan. sudah barang tentu kita akan sadar dengan sendirinya betapa pentingnya pendidikan itu. Jelas disini kita akan bertanya kenapa pendidikan itu begitu penting. Salah satu senjata yang masih faktual sampai haru ini untuk mengangkat martabat manusia dan perubahan pradaban bangsa perlu menempu yang namanya pendidikan.

Kalau kita ulas secara mendalam lagi, subtasial diblaik pendidikan ini kita akan banyak menemukan banyak hikmah serta manfaat didalamnya. Pendidikan merupakan alat masa depan, secara otomatis orang yang memiliki masa depan adalah orang yang berpendidukan. Dan membentuk masa depan yang baik itu perlu keahlian didalamnya, sedang keahlian itu perlu yang namanya ilmu pengetahuan, sedang ilmu pengetahuan itu harus melewati yang namanya pendidikan. Begitulah kira-kira mata rantai jalan yang harus dilewati kita yang menginkannya masa depan. namun disini kita tidak bisa menghakimi semua orang yang mendapat masa depan adalah orang yang berpendidikan, memang tidak menutup kemungkinan ada segelitir orang yang mendapat masa depannya tanpa pendidikan. Tetapi seacara teks tual-ilegal publik kita dan mereka yang mendapatkan masa depan yakni orang yang melalui pendidikan. Secara sekala besarnya ketika kita sedikit membuka ruang historisasi para pahlawan nasionalis yang progresif, mereka itu merupakan orang yang berpendidikan. Jelasnya disini orang yang berpendidikan itu mampu melakukan hal sedemikian tidak lepas karna ada beberapa faktor sehingga membuatnya tergugah melakukan satu langkah lebih maju dibanding orang yang tidak berpendidikan. Kita dapat melihat peserta didik dibangku pendidikan diajarkan dan belajar segala disiplin ilmu pengetahuan, dari situlah karna ada proses trasformasi dan proses pembelajaran maka terbentuklah ruang nalar kritis tertanam dengan sendiri.

Kalau kita mengaca pada tokoh dunia k. Hajar Dewantara selaku tokoh pendidikan indonesia, beliau melahirkan produk tipologi tentang pendidikan tidak lepas dari kemelut realitas manusia dalam dunia pendidikan. Artinya proses lahirnya produk tentang tipologi pendidikan tidak lahir dengan sendirinya melainkan ada manifestasi emperik terlebih dahulu, yang berupa pengalaman pada saat beliau menempuh pendidikan. Orang yang berpendidikan satu langkah lebih maju.

Orang berpendidikan satu langkah lebih maju dari mereka yang tidak berpendidikan. Bukan bermaksud menghadirkan intimidasi atau starata sosial memitakkan kualiatas manusia hanya karna dilihat dari sisi pendididikan semata. Tetapi penulis tidak bisa menafikkan diri, kita lihat dilapangan agen perubahan dalam suatu wilayah pamekasan dan sumenep yang sering melakukan agen perubahan dan ada ditengah-tengah masyakat itu adalah orang yang berlatar belakang pendidikan. Analoginya orang yang bependidikan itu adalah orang yang makan sedang orang tidak berpendidikan itu adalah orang yang tidak pernah makan akan ilmu pengetahuan, oleh karena itu sudah jelas disini yang sehat tubuh dan nalarnya tentu orang yang makan, yakni orang yang berpendidikan itu. Al-hasil orang yang berpendidikan itu dapat kita kategorikan sebagai manusia yang sehat secara intelektual dan emosional. mungkin disini pembaca akan bertanya, Lantas bagaiamana dengan orang berilmu namun tidak sehat secara emosional.

Peristiwa ini tidak boleh dijadikan tendensius untuk menggagalkan orang yang berpendidikan sebagai manusia yang satu langkah lebih maju. Yang semestinya memang orang yang berpendidikan itu semakin tinggi pendidikannya semestinya semakin baik kehidupannya serta semakin matang tingkat moralitasnya. Peristiwa diatas terjadi akibat tidak adanya proses mimisis kritis trasfotmatif dari keilmuan yang didapat di bangku pendidikan.

Bisa juga diakibatkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal itu berangkat dari dalam diri sedangkan faktor eksternal itu diakibatkan oleh lingkungan. Dari pembahasan diatas kita bisa melihat peran dibalik pendidikan itu sendiri. Adanya pendidikan jelas sudah tidak perlu diragukan lagi keberadaan urgensi didalamnya. Oleh karena itu keberadaan pendidikan perlu kita jadikan sebagai alat utama untuk mencapai masa depan baik secara individual maupun secara kolektif.