Melestarikan Kearifan Lokal melalui Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Madura
- Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
- Rabu, 31 Juli 2019
- Dilihat 63 Kali
Pamekasan. Selasa, 30 Juli 2019. Program Studi Tadris Bahasa Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Pakem Maddhu menyelenggarakan Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Madura Jenjang SMA/SMK. Kegiatan ini mengusung tema melestarikan kearifan lokal untuk memperkuat eksistensi bahasa Madura dalam dunia pendidikan. Workshop yang dihadiri 70 mahasiswa & guru bahasa Madura SMA/SMK/MA dilaksanakan Selasa, 30 Juli 2019 di aula Fakultas Tarbiyah, IAIN Madura.
Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Madura Jenjang SMA/SMK merupakan tindak lanjut MoU Prodi Tadris Bahasa Indonesia dengan Yayasan Pakem Maddhu. Workshop ini dilaksanakan sebagai upaya untuk melestarikan dan merawat bahasa Madura. Terdapat 6 pemateri workshop ini yakni Drs. H. Muakmam, H.M. Dradjid, BA., Moh Hafid Effendi, M.Pd., H. Sastra, Dr. Abd Gani, M.Pd., A. Hamzah Fansuri B. M.Pd. keenam pemateri tersebut menyampaikan beberapa materi seperti pemahaman ejaan bahasa Madura, kemampuan berbahasa Madura, sastra bahasa Madura, keterampilan menulis karangan bahasa Madura, dan menulis Carakan dan Tembang Macapat. Kegiatan ini juga dilanjutkan dengan penandatanganan MoU Prodi Tadris Bahasa Indonesia IAIN Madura dengan Dewan Pendidikan Kabupaten Pamekasan
Yayasan Pakem Maddhu berdiri sejak tanggal 6 Januari 1992 dan mendapat SK dari Kemenkumham tahun 2016. Yayasan ini merupakan organisasi yang peduli dengan bahasa Madura dan mempunyai tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Madura.
“Tahun 2014 Pakem Maddhu sudah menyusun buku ajar bahasa Madura jenjang SD-SMP-SMA sederajat,” papar Drs. H. Muakmam, Ketua Yayasan Pakem Maddhu dalam sambutannya.
Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan bahasa Madura dirasa penting untuk dilakukan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga mendukung hal tersebut melalui Pergub 19 Tahun 2014 yang menginstruksikan bahawa muatan lokal Provinsi Jawa Timur terdiri dari dua bahasa, yakni bahasa Jawa dan bahasa Madura. Oleh karena itu, kegiatan-kegitan yang dapat mengimplementasikan pergub tersebut perlu didukung. Melalui kegiatan seperti workshop ini, diharapkan dapat dicetak guru bahasa Madura yang kompeten tidak hanya sekedar mengisi kekosongan jam.
“Bahasa Madura harus menjadi favorit kembali bahasa ibu. Vitalitas bahasa Madura harus lebih meningkat lagi,” ujar Dr. Slamet Goestianto, M.Si., Kepala Cabang Dinas Provinsi Jawa Timur di Pamekasan dalam sambutan sekaligus membuka acara workshop. (AP2)