Rektor IAIN Madura Hadiri Rakor Reformasi Birokrasi di Bogor
- Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
- Jumat, 2 Agustus 2019
- Dilihat 26 Kali
Bogor (humas)- Rektor IAIN Madura2019-08-02 Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag hadiri Rapat Koordinasi Reformasi Birokrasi Kementerian Agama di Novotel Hotel, Bogor Golf Resort & Convention Centre Jln. Golf Estate Bogor Raya, Sukaraja, Bogor, Jawa Barat pada 29-31 Juli 2019 .
Rakor kali ini dihadiri sebanyak 211 peserta yang terdiri dari pejabat eselon I dan II pusat, Rektor PTKN, Kakanwil Se-Indonesia dan para kepala biro. Dalam sambutannya Menteri Agama RI mengingatkan 6 poin yang harus dipahami sebagai pimpinan Satker dalam kerangka reformasi birokrasi, Pertama, Regulasi harus bertumpu kepada proses sebagai karakter dari birokrasi dengan melakukan analisis dan memperbaharui regulasi yang ada. Kedua, tata laksana.
Ukuran reformasi birokrasi dlihat dari SOP yang dimiliki oleh setiap satker. Ketiga, Sumber Daya Manusia. Pimpinan satker harus jeli dalan penempatan SDM yang kompeten dalam mengimplementasikan setiap program. Keempat, Zona Integritas. Unit kerja harus betul-betul mampu menerapkan Zona Integritas karena itu sebagai tolak ukur pencapaian reformasi birokrasi. Kelima, Akuntabilitas. Dalam laporan pelaksanaan aktifitas, harus betul-betul disempurnakan dan diperbaiki. Dan keenam, peningkatan kualitas pelayanan. Sebagai ASN, tupoksinya adalah melayani publik, memperbaiki kualitas pelayanan melalui PTSP dan Humas harus optimal publikasikan hal-hal yang terkait dengan pelayanan dan harus membuka diri.
Kemudian Menag mengajak untuk melakukan kajian mendalam terhadap dua hal. Pertama, lihat serapan anggaran, program mana saja yang tidak mungkin lagi direalisasikan karena sekarang sudah masuk semester II, segera lakukan revisi anggaran, lakukan penyisiran ketat terhadap semua kegiatan sehingga tahu berapa anggaran yang tidak bisa diserap. Kedua, kembali lihat rencana program 2020 dengan seksama sebagai acuan pelaksanaan anggaran tahun depan.Di akhir sambutannya mentri Agama menyampaikan, “Penting bekerja dengan ilmu dan wawasan. Tetapi tidak kalah pentingnya bekerja dengan cinta.
Pemimpin harus menularkan ruh kerja dengan cinta ini kepada yang dipimpin. Jika kerja hanya rutinitas itu tak punya makna. Tak punya ruh. Kalau begitu apa bedanya dengan robot. Maka diperlukan pemaknaan atas semua yang kita kerjaan. Untuk apa kita bekerja dan berkinerja. Jika dengan cinta, maka semua hambatan dan masalah akan dapat kita lewati dengan baik dan sukses” nasihat Menag yang pada acara rakor tersebut.(humas)