Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Bismillāhir rahmānir rahīm

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Jumat, 25 Agustus 2023
  • Dilihat 495 Kali
Bagikan ke

Oleh: Prof. Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag.

Kalimat bismillāh disebut tasmiyah, sedangkan bismillāhir rahmānir rahīm disebut basmalah. Inilah kalimat mulia yang sangat sering dibaca umat Islam, terutama saat akan memulai aktivitas keseharian. Mau berangkat ke pasar, ke kantor, ke sekolah, ke sawah, diawali dengan tasmiyah/basmalah. Demikian pula saat akan menulis, membaca, menyampaikan pesan kepada khalayak, diawali dengan basmalah. Mau memakai baju, celana, kaos kaki, kacamata, diawali dengan tasmiyah/basmalah. Mau menghidupkan kompor, memasak nasi, menggoreng ikan, menuangkan air ke bejana, makan, minum kopi, diawali dengan tasmiyah/basmalah. Pokoknya, setiap memulai aktivitas yang baik, diawali dengan tasmiyah/basmalah.

Yang mendasari pembacaan tasmiyah/basmalah di awal perbuatan, adalah banyak hadits Nabi yang, antara lain, menyatakan Kullu amrin dzī bālin lā yubda-u bi-bismillāhir rahmānir rahīm  fahuwa aqtha`u (Setiap perkara penting yang tidak diawali dengan bismillāhir rahmānir rahīm, maka perkara tersebut terputus, dalam arti, kurang barakah). Lā yuraddu du`ā-un awwaluhū bismillāhir rahmānir rahīm (Tidak akan tertolak doa yang diawali dengan bismillāhir rahmānir rahīm). Idzā akala ahadukum tha`āman fal-yaqul bismillāh. Fain nasiya fī awwalihī fal-yaqul bismillāhi fī awwalihī wa ākhirihī (Jika kalian makan bacalah bismillāh. Dan jika lupa di awal, maka bacalah bismillāhi fī awwalihī wa ākhirihī).

Lalu, bagaimana dengan perbuatan tidak baik yang dilarang agama, apakah tetap diawali dengan tasmiyah/basmalah? Tentu saja tidak. Ulama membagi hukum membaca basmalah menjadi lima; wajib, sunnah, makruh, mubah dan haram, tergantung status hukum perbuatan yang akan dikerjakan (Nailur Rajā Syarh Safīnatun Najā). Misalnya, basmalah wajib dibaca saat membaca surah al-fatihah dalam salat. Sunnah membaca tasmiyah saat akan makan. Makruh membaca basmalah di awal surah al-Taubah (menurut Imam Ramli). Mubah membaca basmalah saat memindah sesuatu ke tempat lain. Dan tasmiyah/basmalah haram dibaca saat akan melakukan perbuatan haram seperti mencuri, menipu, berzina.

Apa pentingnya membaca tasmiyah/basmalah di awal kegiatan yang baik? Di samping mengamalkan pesan Nabi yang tentu saja berpahala, bacaan tasmiyah/bas­malah di awal kegiatan bermakna agung. Menurut Syekh Muhammad Syafī` al-Usmani (dalam Ma`āriful Quran), huruf ba’ di awal kalimat bismillāh menunjukkan al-mushāhabah (kedekatan), al-isti`ānah (memohon pertolongan) dan al-tabarruk (memohon keber­kahan/bertambahnya kebaikan). Dengan demikian, saat membaca tasmiyah/bas­malah di awal aktivitas, menunjukkan bahwa pembacanya merasa dekat dengan Allah seraya memohon pertolongan agar kegiatannya dimudahkan dan mendapat keberakahan. Selain itu, dengan membaca basmalah menunjukkan bahwa pembacanya mengakui dan menyadari kelemahan dirinya dan pengakuan akan kekuasaan Allah serta harapan akan pertolongan-Nya agar perbuatan yang akan dilakukan bisa terwujud dan mendapat keberkahan. Dengan kesadaran demikian, maka jika usaha yang dilakukan berhasil, harus disadari pula bahwa hal tersebut semata-mata karena pertolongan Allah, sehingga terhindar dari sikap takabbur dan sombong. Demikian pula, jika usahanya gagal, tidak akan berputus asa dan meratapi kegagalan, karena ia telah melakukan ikhtiar yang disandarkan kepada Allah. Pasti ada hikmah di balik setiap keberhasilan dan kegagalan usaha.

Oleh karena itu, dalam setiap membaca tasmiyah/basmalah dalam mengawali perbuatan baik, ada dua aspek yang harus disadari, yakni pengakuan dan doa. Pengakuan akan kelemahan diri dan pengakuan akan kekuasaan Allah, serta permohonan agar Allah menolong usaha yang sedang dilakukan dan mendapat keberkahan. Maka, bacaan tasmiyah/basmalah yang tidak dibarengi dengan pengakuan dan permohonan, hanya dibaca sebagai rutinitas, tidak akan banyak memberikan aura positif bagi pembacanya (1).

Editor: AF/Humas IAIN Madura