BERTEMU SAID NURSI DI POJOK PERPUSTAKAAN
- Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
- Jumat, 1 Maret 2024
- Dilihat 191 Kali
Oleh: Prof. Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag.
Namanya Said Nursi Corner [SNC], terletak di lantai satu pojok perpustakaan IAIN Madura, diresmikan pada 16 Maret 2021. Bersamaan dengan peresmian NSC ini, diselenggarakan seminar Internasional secara daring terkait pandangan tasawuf Said Nursi, dengan menghadirkan narasumber Prof Niyazi Beki [Universitas Uskudar Turki] dan Prof Ishaak [Universitas Suleyman Demirel Turki]. Pendirian NSC dan seminar ini terselenggara atas kerjasama IAIN Madura, Istanbul Foundation for Sience and Culture, dan Yayasan Nur Semesta.
Melalui SNC, perpustakaan IAIN mendapat hibah lebih dari 200 buku tentang dan karya Said Nursi dalam beragam tema; biografi, tauhid, tasawuf, filsafat Islam, dan lainnya. Sebagian dalam bentuk terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, dan sebagian besar lainnya dalam terjemahan bahasa Arab. Tentu belum seberapa dari karya-karya Said Nursi yang tersimpan di perpustakaan IAIN, tapi setidaknya—melalui buku-buku tersebut--cukup memadai untuk mengenal lebih dekat tentang siapa, apa, dan bagaimana Said Nursi. Jadi, untuk mencari jejak Said Nursi tidak harus jauh-jauh ke Turki, cukup ke pojok perpustakaan kampus.
Said Nursi lahir di Nurs Turki pada 1877 dan wafat 23 Maret 1960 di Negara yang sama. Ia merupakan keturunan Rasulullah saw, bernasab al-Hasani dari jalur ayah dan al-Husaini dari jalur ibu, meskipun tidak pernah menonjolkan diri sebagai keturunan Nabi. Sejak kecil ia memiliki kemampuan ingatan yang sangat baik sehingga dalam waktu cepat mampu melahap dan menghafal kitab-kitab yang diajarkan guru-gurunya. Oleh karena itu, gurunya memberi gelar kepadanya Badī`uz zamān [keajaiban zaman]. Sejak itu namanya terkenal menjadi Badiuzzaman Said Nursi.
Said Nursi berkembang menjadi sosok ulama terkemuka Turki dan tokoh pergerakan. Sebagai ulama, beliau menguasai hampir semua ilmu keislaman tradisional. Ini dibuktikan dari karya-karyanya di bidang tafsir, tauhid, akhlak, tasawuf, tarikh, dan filsafat Islam. Pengakuan dunia Islam terhadap ketokohannya, ditunjukkan bahwa hingga kini, karya-karyanya dalam bahasa Turki telah diterjemahkan ke dalam 50 bahasa. Selain menguasai bidang kajian agama, beliau juga menguasai ilmu-ilmu umum [matematika, ilmu falak, kimia, fisika, geologi, filsafat, sejarah, geografi] dan pernah berobsesi untuk mendirikan perguruan tinggi guna mewujudkan integrasi ilmu demi kemajuan umat Islam. Namun obsesinya kandas karena situasi politik tidak mendukung. Meskipun demikian, ia tetap menganjurkan adanya pendidikan agama di sekolah sekuler dan juga ilmu sains modern di sekolah agama.