Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Refleksi dan Arah Pendidikan: Peringatan Hardiknas di IAIN Madura Merefleksi Jasa Pahlawan Pendidikan dan Tantangan Masa Depan

  • Diposting Oleh Achmad Firdausi
  • Kamis, 2 Mei 2024
  • Bagikan ke

Pamekasan – Pada hari ini, Kamis (02 Mei 2024), peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas dirayakan dengan beragam apresiasi oleh para pendidik di seluruh penjuru negeri, terutama oleh Rektor IAIN Madura, mengingat hari tersebut merupakan hari kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara. Selain sebagai penghormatan terhadap pahlawan pendidikan, hari tersebut juga menjadi momen refleksi bagi semua orang tentang pentingnya pendidikan bagi bangsa dan negara Indonesia.

Dr. H. Saiful Hadi, M.Pd., Rektor IAIN Madura, menyatakan bahwa penetapan Hardiknas sebagai hari nasional telah diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. Tanggal 02 Mei dipilih berdasarkan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara.

"Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 02 Mei 1889, dan dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap kebijakan pemerintah kolonial Belanda, khususnya terkait pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenang sejarah perjuangannya setiap kali memperingati hari kelahirannya."

Dr. Saiful Hadi juga menyoroti tantangan dan problema pendidikan saat ini, yaitu terkikisnya nilai-nilai moral, keindonesiaan, kebangsaan, dan kemasyarakatan, yang salah satunya disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki dampak positif dan negatif.

Menurut mantan Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Madura ini, penting untuk mereaktualisasi nilai-nilai positif yang diwariskan oleh para tokoh pendidikan, terutama Ki Hajar Dewantara, Kyai Haji Hasyim Asy'ari, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang menekankan pentingnya landasan Alquran dan as-sunnah serta karakter moral dan etika sebagai gagasan pendidikan Islam yang berkontribusi kuat terhadap pendidikan nasional.

Tantangan kedua adalah percepatan atau akselerasi SDGs untuk mempersiapkan insan unggul tahun 2045 yang dilandasi oleh nilai-nilai dan tradisi lokal kebangsaan Indonesia serta keterbukaan terhadap kemajuan dan perubahan-perubahan yang selalu bersangkutan dengan tantangan global.

"Untuk menanggapi tuntutan kelembagaan, IAIN Madura menjadi kampus tanean lanjhang yang mengembangkan ilmu pengetahuan Islam integratif sebagai landasan filosofis bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didasari oleh nilai-nilai agama dan perkembangan pola belajar antargenerasi," ungkap Saiful Hadi.

Tantangan ketiga adalah lingkungan sosial yang terdiri dari entitas daratan dan lautan yang membentuk karakter Kemaduraan, khususnya karakter tidak menyerah dalam menghadapi tantangan hidup. Oleh karena itu, IAIN Madura mengembangkan nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai titik fokus dalam membentuk insan yang religius, kompetitif, dan kolaboratif.

"Oleh karena itu, bagi para pemangku kepentingan dan pemangku kewenangan, penting untuk berpikir di luar kebiasaan atau extraordinary dalam memberikan layanan pendidikan baik akademik maupun non-akademik, mengikuti perubahan dan perkembangan zaman, terutama dalam era digital, agar setiap civitas akademika IAIN Madura dapat belajar lebih baik dan memanfaatkan teknologi untuk membangun karakter kehidupan dan karakter kompetitif dengan bangsa-bangsa lainnya," tambahnya.

 


Penulis: Achmad Firdausi            Fotografer: Arya Primadi N.