Mahasiswa KKN Internasional IAIN Madura Akhiri Pengabdian dengan Student Mobility di IIUM
- Diposting Oleh Achmad Firdausi
- Jumat, 9 Agustus 2024
- Dilihat 84 Kali
Malaysia – Mahasiswa KKN Internasional IAIN Madura bertemu dengan Atase Pendidikan & Kebudayaan KBRI di Kuala Lumpur pada Jumat (02/08/2024) untuk menutup kegiatan KKN Internasional dan melepas program Student Mobility di International Islamic University Malaysia (IIUM). Pada tahun kedua penyelenggaraannya, KKN Internasional IAIN Madura tidak hanya sekedar melaksanakan pengabdian di Negeri Jiran, tetapi juga memperkenalkan sistem pendidikan Indonesia kepada masyarakat setempat.
LP2M IAIN Madura mengemas outcome pengabdian mahasiswa dengan pendekatan yang lebih edukatif, salah satunya melalui Student Mobility Program yang dilaksanakan pada 6-10 Agustus 2024. Dina Rosfalia, salah satu peserta KKN Internasional yang turut mengelola Sanggar Bimbingan Al Amin Sentul, mengungkapkan bahwa kegiatan ini mengasah ketajaman analisis terhadap lingkungan pendidikan. "Ini merupakan kegiatan akhir sebelum kembali ke Indonesia dan menjadi tantangan tersendiri, karena kami akan mempresentasikan temuan dan solusi kami selama berada di sana. Solusi yang kami tawarkan diharapkan dapat terus digunakan untuk perbaikan sistem pendidikan di sanggar bimbingan tersebut," jelas Dina.
Dina juga menambahkan bahwa Student Mobility Program merupakan babak akhir dari KKN Internasional, di mana para mahasiswa ditantang untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka temukan di lokasi KKN serta memberikan solusi yang tepat. Program ini diikuti oleh para mahasiswa yang ditempatkan di berbagai sanggar belajar, yang merupakan hasil kerjasama antara pesantren Madura dan mitra kampus IAIN Madura. Sanggar-sanggar ini menjadi wadah bagi anak-anak warga Indonesia yang mengenyam pendidikan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Moch. Cholid, Kepala Pusat Pengabdian LP2M IAIN Madura, menjelaskan bahwa KKN Internasional bertujuan untuk meningkatkan kepekaan mahasiswa terhadap permasalahan sosial, ekonomi, hingga pendidikan, serta mengenalkan sistem pendidikan yang dapat diterapkan di Malaysia. "Melalui program ini, LP2M mengajak mahasiswa untuk proaktif terhadap fenomena yang ada di masyarakat, baik di tempat pengabdian, sanggar bimbingan, maupun pesantren yang bermitra dengan IAIN Madura. Mereka diharapkan dapat membandingkan realitas sistem pendidikan di Indonesia dengan Malaysia untuk menemukan model yang cocok diterapkan di sana," ungkapnya.
Beliau juga menekankan bahwa program ini adalah kesempatan luar biasa bagi mahasiswa untuk membawa nama Kampus Taneyan Lanjheng ke tingkat nasional dan menunjukkan kontribusi mereka dalam meningkatkan pendidikan di luar negeri.
Editor: Achmad Firdausi Pewarta: Erie Hariyanto