ICONIS ke-9 Resmi Digelar: UIN Madura Gaungkan Islam, Budaya, dan STEM di Era Global
- Diposting Oleh Achmad Firdausi
- Rabu, 30 Juli 2025
- Dilihat 198 Kali
Pamekasan | Universitas Islam Negeri (UIN) Madura hari ini, Rabu (30/07/2025), secara resmi menyelenggarakan The 9th International Conference of Islamic Studies (ICONIS) yang diselenggarakan secara hybrid, dengan pelaksanaan daring melalui platform Zoom meeting dan luring yang bertempat di Ballroom Rektorat Lt. 4. Konferensi internasional bergengsi ini menghadirkan tiga keynote speaker dari berbagai negara, yaitu Prof. Sumanto Al Qurtuby (Satya Wacana Christian University & Kyoto University, Japan), Prof. Novel Anak Lyndon (Universiti Kebangsaan Malaysia), dan Dr. Mira Mentari Abubakar (National University of Singapore).
Acara ini dihadiri oleh Rektor UIN Madura beserta jajaran, panitia pelaksana, dua keynote speaker yaitu Prof. Sumanto Al Qurtuby dan Prof. Novel Anak Lyndon sementara Dr. Mira Mentari Abubakar hadir via zoom meeting, serta seluruh partisipan yang naskahnya telah terpilih untuk dipresentasikan dalam forum ilmiah tersebut.
Ketua panitia, Agung Dwi Bahtiar, dalam sambutannya menegaskan bahwa ICONIS ke-9 mencerminkan komitmen UIN Madura dalam menghadirkan ilmu pengetahuan, budaya, dan nilai-nilai keislaman sebagai pijakan menghadapi dinamika global.
“Forum ini bukan sekadar ajang pertukaran akademik, tapi juga ruang untuk reimaginate kembali arah pendidikan dan keberlanjutan peradaban,” ujarnya.
Dari hasil konferensi ini, panitia merekomendasikan pembentukan Madura Charter atau Piagam Madura sebagai bentuk rumusan nilai-nilai dasar bagi UIN Madura yang baru saja bertransformasi dari IAIN ke UIN. Piagam ini memuat tiga pilar utama, yaitu:
- Islam: sebagai landasan etika spiritual dalam ilmu pengetahuan.
- Culture: sebagai sumber identitas lokal dan kontekstual
- STEM: sebagai alat transformasi menuju kemajuan peradaban.
Sementara itu, Dr. H. Saiful Hadi, M.Pd., Rektor UIN Madura dalam sambutannya mengapresiasi penyelenggaraan ICONIS ke-9 yang menjadi simbol penting perubahan kelembagaan.
“ICONIS ini adalah hadiah istimewa untuk menandai transformasi kita dari IAIN menjadi UIN. Terima kasih kepada panitia dan seluruh keynote speaker yang telah memberikan kontribusi luar biasa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rektor menekankan bahwa tahun 2025 adalah tahun penuh berkah bagi UIN Madura. Ia menyebut konsep “Kampus Taneyan Lanjhang Pengembangan Ilmu Pengetahuan Islam Integratif” sebagai filosofi dasar pengembangan keilmuan integratif berbasis kultur Madura. Dalam model ini, terdapat delapan unsur utama yang disebut dengan Asta Helix yang mencerminkan pranata sosial masyarakat Madura, seperti: masjid (kobhung), rumah tongghu, rumah bini’an, pakeben, dapur, sumur, kandang, dan taneyan.
Rektor juga mengungkapkan bahwa UIN Madura sedang menyusun naskah akademik bertema Ekososio Maritim, yang merefleksikan posisi Madura sebagai pulau dengan daratan sebagai halaman belakang dan laut sebagai halaman depannya. Ia berharap pendekatan ini dapat memperkuat kolaborasi internasional, khususnya dengan negara-negara maritim seperti Jepang dan Malaysia.
“Semoga ICONIS ke-9 ini menjadi gerbang pembuka untuk membawa UIN Madura ke panggung global. Saya yakin kontribusi akademik dari forum ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah kita,” tutup Rektor.
Penulis: Herlina Tria Sukmawati Editor: Achmad Firdausi