Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@uinmadura.ac.id

Revitalisasi Kepeloporan Ronggosukowati di Hari Jadi Pamekasan ke-495

  • Diposting Oleh Widya Yuni Wulandari
  • Senin, 3 November 2025
  • Dilihat 14 Kali
Bagikan ke

Oleh: Dr. Moh. Hafid Effendy, M.Pd.

(Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Madura dan Ketua Yayasan Pakem Maddhu)

Hari Jadi Pamekasan yang sudah ditetapkan setiap tanggal 3 November setiap tahunnya, hari ini sudah ke-495 tahun Kabupaten Pamekasan berdiri. Hal ini bukan hanya sekadar acara tahunan untuk merayakan usia kabupaten, tetapi juga menjadi momentum untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur yang diwariskan para leluhur, terutama sosok besar Ronggosukowati. Nama Ronggosukowati begitu melekat dalam sejarah Pamekasan sebagai pemimpin yang bijak, berani, dan mencintai rakyatnya. Kini, setelah hampir lima abad, semangat kepeloporannya perlu kembali dihidupkan agar tetap menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat Pamekasan masa kini.

Ronggosukowati dikenal bukan hanya karena kekuasaannya, tetapi karena keteladanannya. Ia memimpin dengan hati, berpihak kepada rakyat kecil, dan menjunjung tinggi keadilan serta nilai-nilai agama. Prinsip inilah yang semestinya menjadi teladan bagi siapa pun yang hari ini memegang amanah sebagai pemimpin di Pamekasan. Dalam situasi zaman yang semakin kompleks, nilai kepemimpinan seperti kejujuran, keberanian, dan tanggung jawab sangat dibutuhkan agar pembangunan tidak hanya berorientasi pada materi, tetapi juga pada kesejahteraan dan moralitas masyarakat.

Revitalisasi kepeloporan Ronggosukowati berarti menghidupkan kembali semangat perjuangan dan kepemimpinan yang berakar pada kearifan lokal. Salah satu caranya adalah dengan memperkuat pendidikan sejarah dan budaya di sekolah-sekolah. Anak muda Pamekasan perlu mengenal siapa Ronggosukowati, apa jasanya, dan bagaimana semangatnya bisa diterapkan dalam kehidupan modern. Misalnya, melalui kegiatan kreatif seperti lomba menulis sejarah lokal, pentas teater rakyat, atau festival budaya yang mengangkat kisah kepemimpinannya.

Lebih dari itu, semangat Ronggosukowati juga bisa diterapkan dalam dunia pemerintahan dan pelayanan publik. Pemerintah daerah dapat meneladani prinsip keadilan dan kejujuran yang menjadi ciri kepemimpinannya. Setiap kebijakan sebaiknya berpihak kepada masyarakat kecil dan dilakukan dengan transparansi. Dengan begitu, pemerintahan Pamekasan tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun kepercayaan dan keadaban sosial.

Di sisi lain, masyarakat juga punya peran penting dalam menghidupkan kembali nilai-nilai kepeloporan ini. Gotong royong, solidaritas, dan rasa saling peduli harus terus dijaga. Semangat kebersamaan yang dulu menjadi kekuatan rakyat Madura perlu dikuatkan kembali agar Pamekasan tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga kuat secara moral dan sosial.

Momentum Hari Jadi Pamekasan ke-495 seharusnya menjadi ajakan bagi semua pihak untuk kembali pada akar sejarah, sembari melangkah ke masa depan dengan semangat baru. Revitalisasi kepeloporan Ronggosukowati bukan berarti kita terjebak dalam romantisme masa lalu, tetapi bagaimana nilai-nilai luhur itu dijadikan dasar membangun masa depan yang lebih baik. Jika semangat Ronggosukowati terus hidup dalam hati masyarakat Pamekasan, maka kabupaten ini akan terus tumbuh sebagai daerah yang religius, berbudaya, dan berdaya saing tinggi. Sebab, sejatinya, pembangunan yang paling penting bukan hanya membangun jalan dan gedung, melainkan membangun jiwa dan semangat kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai luhur.

 


Editor: Achmad Firdausi