Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

RABIUL AWAL BULAN KELAHIRAN NABI

  • Diposting Oleh Achmad Firdausi
  • Jumat, 6 September 2024
  • Dilihat 357 Kali
Bagikan ke

Oleh: Prof. Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag.

Rabiul awal, bulan kelahiran nabi, merupakan bulan ketiga dalam penanggalan hijriyah, setelah bulan Muharram dan Shafar. Di antara makna rabī` adalah musim semi. Memang di kala itu, wilayah arab sedang musim semi. Dengan demikian, rabī`ul awal berarti musim semi yang pertama, awal musim semi. Arab Saudi memang mengalami empat musim dalam setahun, yakni musim panas, gugur, dingin, dan musim semi.

Musim semi adalah musim yang paling ditunggu, karena suhu udara dalam kondisi sedang, berkisar antara 20 hingga 300C. Tumbuhan mulai menghijau dengan beragam jenis bunga bermekaran. Karena itu, bukan serba kebetulan jika Nabi dilahirkan di bulan awal musim semi ini. Tumbuhan yang menghijau dan bunga-bunga yang bermekaran seakan gembira menyambut kehadiran Sang Pencerah.

Tahun Gajah dipilih sebagai sebutan tahun kelahiran Nabi, karena menjelang kelahiran beliau, Abraha dari Yaman memimpin pasukannya dengan berkendara gajah datang untuk menghancurkan Ka`bah. Namun digagalkan oleh Allah, dengan menjadikan Abraha dan pasukannya terserang penyakit mematikan. Memang saat itu, orang Arab belum memiliki kalender baku untuk menyebut tahun seperti yang dilakukan sekarang ini. Mereka biasa menyebut tahun dengan peristiwa besar yang terjadi. Misalnya `Amul harb al-fajar (untuk menyebut tahun saat terjadinya Perang Fijar) dan `Amul fīl (Tahun Gajah) yang merujuk pada gagalnya Abraha, penguasa Yaman, untuk menghancurkan Ka'bah.

Sekitar dua bulan pasca penyerangan Ka`bah oleh Abraha, Nabi lahir, tepatnya pada hari Senin 12 Rabiul awal. Demikian pula, Senin 12 Rabiul awal Nabi wafat di usia 63 tahun. Namun, umat Islam hanya merayakan kelahiran Nabi, bukan wafatnya. Karena kelahiran merupakan waktu kegembiraan menyambut datangnya Sang Fajar, dan sebagai upaya untuk selalu menghidupkan ajaran Nabi Yang Rahmat. Sedangkan waktu wafatnya merupakan waktu kesedihan ditinggal Nabi Shāhibi Syafā`atil `Udzmā.

Sebuah syair Arab menggambarkan sosok Nabi: Muhammadun basyarun lā kal-basyar, bal huwa kal-yāqūti bainal hajar (Nabi Muhammad adalah manusia, tapi bukan manusia biasa. Tetapi ia laksana batu permata [yaqut] di antara bebatuan).

Sebagai manusia istimewa, kelahiran beliau sudah disiapkan berbeda dibanding dengan kelahiran manusia biasa. Seluruh keturunan Nabi, sejak Nabi Adam hingga ayah-ibunya, berasal dari keluarga baik-baik dan tidak ada yang berzina. Dalam hadits yang riwayat Imam al-Tabrani, Nabi bersabda: “Aku lahir dari pernikahan dan aku tidak dilahirkan dari luar nikah sejak dari Adam hingga sampai aku dilahirkan oleh kedua orang tuaku, dan aku tidak menyentuh dari pernikahan orang-orang jahiliyah pada apapun.”

Dalam riwayat Ibnu Ishaq, Siti Aminah pernah bercerita saat dirinya sedang mengandung janin Nabi. Ada suara tanpa rupa yang berkata padanya, “Sungguh engkau sedang mengandung seorang pemimpin umat.” Kemudian Aminah berkata, “Aku tidak merasa bahwa diriku sedang hamil, juga tidak merasakan berat sebagaimana yang dirasakan oleh wanita hamil pada umumnya. Hanya saja, aku merasa heran karena aku tidak mengalami datang bulan (salah satu ciri-ciri wanita hamil).

Saat kelahiranya pun, terdapat sejumlah peristiwa besar yang tak pernah terjadi sebelumnya, yakni pertama, padamnya api Majusi. Sebelum kelahiran Nabi, orang Majusi menyembah api dan menganggap api itu sebagai Tuhan. Konon, api itu tidak pernah padam selama beratus-ratus tahun. Namun, saat Nabi lahir, api itu seketika padam. Para pengikut agama Majusi berusaha menyalakan kembali apinya, tetapi tetap tidak bisa menyala.

Kedua, robohnya tiang-tiang Istana Kaisar. Imam Baihaqi juga meriwayatkan tentang robohnya tiang-tiang istana Kaisar, juga beberapa gereja dan biara yang runtuh. Ketiga, Ka'bah bergetar dan berhala berjatuhan. Dalam sebuah riwayat, Abdul Muthalib pernah berkata, "Sewaktu aku berada di dekat Ka'bah, patung berhala yang ada di dalam Ka'bah tiba-tiba jatuh dari tempatnya dalam keadaan bersujud. Aku juga mendengar suara dari dinding Ka'bah, 'Nabi terpilih telah lahir yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan aku dari beberapa patung berhala, serta memerintahkan untuk menyembah kepada Zat yang Merajai Alam ini."

Keempat, Dalam kitab Maulid ad-Diba’i, Imam Abdurrahman menuturkan bahwa pada saat kelahiran Nabi, `Arasy seketika bergetar hebat karena meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya. Selain itu, Kursi juga semakin bertambah kewibawaan dan keagungannya. Seluruh, langit dipenuhi cahaya yang bersinar terang serta seluruh malaikat serentak bergemuruh memanjatkan tahlil, tahmid, dan istighfar kepada Allah Swt.

Kelima, dalam riwayat Ibnu Katsir (dalam al-Bidayah wa an-Nihayah), diceritakan: "Iblis menangis sangat keras sebanyak empat kali. Ketika Iblis dilaknat oleh Allah Swt., ketika dia diusir dari surga, ketika Nabi dilahirkan, dan ketika surah al-Fatihah diturunkan." Iblis menangis saat kelahiran Nabi, karena dia tahu bahwa kehadiran Nabi akan membawa petunjuk bagi umat manusia, dan secara otomatis akan menghalangi misi jahat Iblis.

Kelahiran orang besar, ditandai dengan peristiwa-peristiwa besar. Selamat datang Rabiul awal, bulan kelahiran Nabi. Allāhumma shalli `alā sayyidinā Muhammad (50).

 


Editor: Achmad Firdausi