Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

FIXED MINDSET & GROWTH MINDSET

  • Diposting Oleh Achmad Firdausi
  • Jumat, 7 Februari 2025
  • Dilihat 295 Kali
Bagikan ke

Oleh: Prof. Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag.

Teori “fixed mindset & growth mindset” diperkenalkan oleh Carol S. Dweck, Psikolog dari Universitas Stanford USA. Dalam bukunya “Mindset: The New  Psychology of Succes” yang terbit tahun 2006, Carol Dweck mendeskripsikan dua mindset umum manusia; fixed mindset dan growth mindset.

Orang dengan  fixed mindset memandang kecerdasan dan kemampuan berkreativitas sebagai pemberian atau given yang tidak dapat diubah. Ketika diberi atau berhadapan dengan tantangan, fixed mindset cenderung  menghindari tantangan tersebut. Begitu pula ketika menghadapi masalah atau hambatan, mereka cenderung menyerah dengan mudah. Fixed mindset juga memandang usaha tidak berguna, sedangkan ketika dikritik mereka cenderung mengabaikan kritik yang sifatnya negatif walaupun kritik tersebut berguna. Selain itu, orang dengan fixed mindset juga cenderung merasa terancam oleh kesuksesan orang lain. Semua kecenderungan ini disebabkan oleh pemikiran mereka bahwa segala sesuatunya adalah pemberian dan kegagalan adalah hanya bukti bahwa mereka tidak pintar dan tidak bertalenta.  Hal ini menegaskan bahwa fixed mindset memandang dunia sebagai sesuatu yang pasti dan statis (deterministic view of the world).

Berbeda dengan fix mindset, orang dengan growth mindset percaya bahwa kesuksesan dan sebuah pencapaian adalah sesuatu yang bisa diupayakan dan diusahakan. Orang yang bermental growth mindset percaya bahwa setiap manusia mempunyai kemampuan untuk terus berkembang setiap waktu dalam mengupayakan sesuatu. Kesuksesan adalah sepenuhnya dari hasil usaha seseorang dalam mengupayakan hal tersebut terwujud. Keberhasilan adalah usaha keras untuk mewujudkan, dan setiap orang memiliki potensi untuk berkembang jika mau untuk terus belajar dan berusaha.

Ketika dihadapkan dengan tantangan, orang dengan growth mindset cenderung menerima dengan antusias (embrace). Begitu pula ketika menghadapi masalah atau hambatan, mereka cenderung untuk bersikeras menghadapi dan menyelesaikannya. Growth mindset memandang usaha sebagai jalan untuk menguasai atau menjadi ahli dalam suatu hal (the path to mastery). Mereka pun akan memandang kritikan sebagai sarana pembelajaran. Selain itu, mereka memandang kesuksesan orang lain sebagai pembelajaran dan inspirasi.

Tegasnya, kedua mindset ini memiliki perbedaan mencolok. Kendati demikian, tidak berarti orang dengan fixed mindset hampa dari potensi growth mindset. Begitu pula sebaliknya. Masing-masing orang punya potensi keduanya. Yang membedakan, mana dari kedua mindset yang dominan pada seseorang.

Namun, informasi yang tak menyenangkan, berdasar laporan dari Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018 lalu, hanya 29% siswa di Indonesia yang memiliki growth mindset. Berarti mayoritas siswa Indonesia bermental fixed mindset, yang tidak percaya diri, serba ragu, menyerah pada keadaan, dan kalah sebelum bertanding.

Sedangkan era kini dan yang akan datang adalah era kompetitif. Dan di era persaingan ini, anak-anak dengan fixed mindset akan berada di pinggir, menjadi penontan, tidak akan mampu bersaing. Kompetisi akan dimenangkan oleh orang-orang bermental growth mindset, yang suka tantangan, tidak menyerah pada keadaan, yang kreatif dan inovatif.

Lalu, bagaimana agar bisa melejitkan anak-anak fixed mindset menjadi bermental growth mindset? Jawabannya, ada di kurikulum dan guru. Sekolah harus menyiapkan kurikulum yang merangsang dan melatih siswa bermental growth mindset. Dan lebih penting dari sekedar kurikulum, adalah guru. Karena guru adalah ujung tombak pelaksanaan kurikulum. Sehebat apapun desain kurikulum berbasis growth mindset, tanpa disiapkan guru yang memadai, akan sia-sia. Karena itu, perlu disiapkan guru yang bermental growth mindset pula, dan mampu menularkan growth mindset tersebut kepada para siswanya. Wallāhu a’lam (74).

 


Editor: Achmad Firdausi