Beranda Kajian Novel dengan topik Kembang dan Pedang.
- Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
- Senin, 11 April 2016
- Dilihat 41 Kali
Oleh: Moh. Hafid Effendy*)
Sabtu, 9 April 2016 Prodi Tadris Bahasa Indonesia Bekerjasama denga Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur dengan didukung oleh komunitas KOPI, Pustaka Nusantara, dan AL- SMANSA 90 Pamekasan menyelenggarakan Beranda Kajian Novel dengan topik “Kembang dan Pedang”. Narasumber dalam kajian ini yakni Hidayat Purnama (Penyair Yogyakarta sebagai penulis Novel Kembang dan Pedang) dan Mashuri, S.S., M.Hum (Peneliti Sastra dan Sastrawan Jawa Timur). Acara kajian novel ini dibuka oleh Ketua STAIN Pamekasan (Dr. H. Taufiqurrahman, M.Pd.) dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Indonesia, AL SMANSA 90 Pamekasan, Kepala P3M STAIN Pamekasan, siswa dan guru SMA se- Kabupaten Pamekasan.
Dalam sambutannya, Taufiqurrahman mengungkapkan bahwa pentingnya mencintai dunia sastra dengan menggauli karya sastra tersebut dengan sungguh-sungguh, sehingga mampu mengkritisi isi sastra melalui menghakimi sastra tersebut dengan tulus dan kritis. Dalam kesempatan ini Tadris Bahasa Indonesia sekaligus melakukan penandatanganan MoU kerjasama kemitraan dengan Penerbit Pustaka Nusantara Yogyajarta. Adanya kerjasama yang baik ini diharapkan dapat terjalin kerjasama yang dapat mampu menumbuhkembangkan ruang lingkup tentang kerjasama penelitian dalam bidang sastra, dan publikasi ilmu pengetahuan kesastraan.
Menurut Pemaparan Hidayat, novel saya secara umum mengisahkan tentang love story, karena itu disebut juga novel romantik. Novel ini menampilkan kenyataan cinta dengan segala suka dan dukanya. Kenyataan cinta memang demikian sama seperti kehidupan sosial itu sendiri. Ada pertentangan, dan dari pertentangan ini cinta berkembang, kemampuan untuk menerima kenyataan belajar dalam menghadapi masalahnya dan tentu saja imajinasinya. Sedangkan puncak konflik dalam novel ini didasari oleh kisah nyata. Hemat saya, media massa sendiri menyampaikan bahasa yang terlalu kasar, kronologi dan langsung ke peristiwa, dan tidak semua peristiwa disampaikan kepada khalayak pembaca. Beliau juga menambahkan bahwa setiap seni harus bisa menghibur, yang terpenting bagi karya seni adalah azas manfaat, seperti yang diajarkan Islam dalam hadist; terputuslah amal perbuatan manusia setelah meninggal dunia kecuali tiga hal; anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya, amal jariyah, dan ilmu yang bermanfaat.
Mashuri menuturkan bahwa dalam novel kembang dan pedang cukup menarik dikembangkan, karena cerita yang tumbuh dari pulau Madura, mengandung nilai-nilai moralitas anak bangsa, dan akan tetapi ada beberapa hal yang perlu kita sikapi bersama, bahwa dalam menulis novel haruslah tau alatnya, artinya bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan konteks kejadiannya. Beliau juga menambahkan bahwa peran editor sangat penting dalam memoles bahasa dalam novel. Karya sastra berupa novel akan lebih menarik jika bahasa itu ada kesepadanan penggunakan kata. Sehingga nilai novel lebih bermakna untuk dibaca. Perlu diketahui bahwa mahasiswa harus kritis dalam melakukan kritik sastra, Adanya acara kajian novel ini memicu banyak perspektif kesastraan dalam berkembangnya dimensi pengetahuan mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Indonesia. terbukti dengan banyaknya pertanyaan dari para mahasiswa yang antusias sekali menanyakan tentang isi novel dari unsur intrinsik baik dari sudut pandang kelebihan atau pun kekurangannya.