Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Mengungkap Selfi dalam Sosial Media

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Kamis, 2 Juni 2016
  • Dilihat 125 Kali
Bagikan ke

Ditulis oleh ismawati mahasiswa STAIN Pamekasan Prodi Pendidikan Bahasa Arab

Selfi, hal tersebut sangat akrab di telinga kita , siapa yang tidak kenal dengan istilah selfi ? saya rasa semua  belahan duniapun tau pada istilah tersebut  selfi  itu sendiri  merupakan singkatan dari  “selfi potrait “ yakni aktifitas memotret  dirinya sendiri  menggunakan smartphone yang pada akhir-akhir ini sangat berkembang pesat.

Selfi ini semakin populer seiring berkembangnya media sosial  tak jarang kita melihat orang-orang disekitar kita dan mungkin juga terjadi pada diri kita sendiri saat bepergian ke suatu tempat yang baru atau melakukan aktivitas yang baru tanpa berfikir panjang biasanya langsung mengabadikan hal tersebut atau lebih pasnya lagi, selfi sana, selfi sini, dimanapun berpijak   identik dengan selfi bahkan saat-saat gentingpun masih bisa yang namanya selfi kemudiaan di posting ke media sosial yang menjadi miliknya. Iya kan ? iya dooooonkkkk? ? ?.

Selfi memang menjadi fenomena sosial. Tak bisa di pungkiri lagi kebutuhan manusia akan foto sangat tinggi seperti: foto dalam surat kabar sebagai bahan investigasi dan barang bukti, dokumentasi dalam penelitian, salah satunya yaitu foto  dalam KTP serta hal- hal penting lainnya yang mutlak membutuhkan foto.

Menurut salah satu Dosen di Durhaim University ( spesialis digital sosial ) Dr Marian mengatakan bahwa selfi merupakan resolusi bagaimana seorang manusia ingin di akui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan fotonya ke jejaringan sosial. 

Lewat  foto tersebut  kadang orang seluruh dunia bisa mengenalnya dan mengakui kehebatan yang dimilikinya. Coba gak ada fotonya ? pasti orang tak akan banyak tau siapa dirinya akan tetapi dengan fotonya yang di posting orang tidak sulit untuk tau dirinya.  Owwchhh ternyata ini loh dia..!!! ungkap banyak orang yang tak pernah bertatapan langsung dengan dirinya. Selfi memang sudah menjalar ke semua lapisan masyarakat entah yang muda, tua, pejabat maupun masyarakat biasa semuanya sudah terjangkit  yang namanya Virus selfi, semuanya demam selfi bahkan tiada hari tanpa selfi. Itulah fenomena sekarang, bukan kah begitu ? ? ?

Lantas bagaimana perspektif Islam tentang selfi ? Menanggapi persoalan selfi disina ada salah satu yang berpendapat bahwa selfi itu mengikuti pada hukum asal dari foto itu sendiri yakni mubah. Halal dan haramnya dari hukum asal tersebut tergantung tujuan dan niat dari individu itu sendiri contoh: menggunakan telepon seluler atau smartphone itu mubah jika digunakan untuk berkomonikasi hukumnya boleh-boleh saja dan jika digunakan untuk berdakwah hukumnya sunnah namun jika digunakan untuk mencelah atau melecehkan orang lain hukumnya bisa menjadi haram. 

Sebagaimana hukum di atas selfipun termasuk dalam kategori hal tersebut. Jadi selfi bisa haram bisa juga mubah tegantung niat dan tujuannya contoh: jika seorang anak melakukan selfi kemudian dikirim pada orang tuanya yang sedang merantau di negri orang yang jaraknya sangat jauh untuk sekedar mengobati kerinduan orang tuanya maka selfi disini dihukumi sunnah karena merupakan hal kebaikan yaitu mengobati rindu sang ayah kepada buah hatinya yang tak pernah dia lihat dengan jarak pendek kecuali melihat hasil selfi sang anak. Namun selfi juga bisa haram jika seseoarng tersebut melakukan selfi seperti gaya anak zaman sekarang yang mempertontonkan auratnya di sosial media tanpa disadari kelakuan yang seperti itu sangat merusak moralitas remaja bahkan dewasa sekalipun ada juga yang selfi karena ingin dipuji atau mengagumi dirinya sendiri sehingga jatuh pada riya’ dan ujub dimana hal tersebut dilarang oleh ajaran islam, mungkin jika selfi hanya untu. Hal tersebut memang menimbulkan kontrofersi dari kalangan kita. Bagaimana dengan kita yang sudah terlanjur hobby selfi ? tidakkah kita harus mempertimbangkannya kembali dan merenungkan kembali  ? persoalan riya’ dan ujub memanglah perkara hati. 

Seseorang tidak bisa menilai foto orang lain apakah foto tersebut didasarkan riya’ atau tidak, semuanya dikembalikan kepada si pemilik foto karena hanya dia dan Allah SWT yang tau niat dan tujuan selfinya. Selama tidak ada niat dan tujuan yang mengarah pada keharaman, tentu saja selfi tidak bisa semata-mata di haramkan, akan tetapi tetap saja kita harus waspada. 

Bagaimana jika kita tergelincir pada perbuatan tersebut tidakkah kita termasuk orang-orang yang rugi nantinya ? Wahai muslim dan muslimah yang sejati alangkah lebih baiknya dalam hal ini  kita lebih hati-saja jangan sembarang selfi dan upload foto di sosial media karena kita juga yang akan rugi jika terlanjur hal yang tidak disukai Allah Swt. Semoga kita dijaga dari hal tersebut Amin Ya Robbal Alamin.