Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Pacaran vs Tunangan

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Rabu, 14 Juni 2017
  • Dilihat 96 Kali
Bagikan ke

Dalam al-quran disebutkan secara jelas. ولا تقربوا الزنى إنه كان فاحشة قلى وساء سبيلا (الأحزاب:32) “Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk (Al-ahzab : 32)”

Bicara masalah pacaran dan tunangan memang terkesan sudah biasa. Di era yang semakin modern ini, sudah banyak yang menyamaartikan antara pacaran dan tunangan, dan begitulah sebaliknya. Sehingga banyak yang menjadikan tunangan itu sebagai alat agar memiliki sedikit kebebasan bersama.

Pacaran merupakan hal yang sudah lumrah di kalangan masyarakat, baik di kalangan pemuda maupun pemudi yang sudah mengalami masa pubertas. Pacaran menurut pemuda dan pemudi yaitu hubungan yang didasari atas perasaan “CINTA”. Karena perasaan tersebut terjalinlah sebuah hubungan yang juga melibatkan hati dan fisik. Dalam islam tidak ada istilah pacaran.

Pada hakikatnya tunangan merupakan hubungan yang bertujuan untuk mempererat tali silaturrahim, dengan syarat tidak melanggar aturan yang ditetapkan oleh agama. Tunangan menurut pandangan masyarakat yaitu suatu ikatan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang didasari dengan restu orang tua antara kedua belah pihak. Sedangkan menurut hukum islam, tunangan sama halnya dengan meminang perempuan untuk dijadikan istri.

Di zaman modern ini tampaknya pacaran merupakan hal yang wajib bagi pemuda maupun pemudi, jika tidak mereka akan dibilang “gak gaul,katrok” dan sebagainya. Pacaran dan tunangan perbedaannya sangat tipis. Jika tunangan mendapat restu dari orang tua dan diketahui oleh orang tua, maka pacaran itu sebaliknya. Akan tetapi, ada juga orang tua yang mengizinkan anaknya untuk pacaran. Orang-orang menganggap ikatan tunangan berarti pula ikatan resmi seperti suami-istri.

Tunangan belum tentu berakhir pada pernikahan, akan tetapi ada juga yang baru kenal satu sama lain bahkan langsung menuju kejenjang yang lebih serius (pelaminan). Islam telah menerapkan aturan bahwa hubungan laki-laki dan perempuan. Diantaranya yaitu orang laki-laki tidak diperkenankan untuk memandang ataupun menyentuh kepada perempuan yang bukan mahram, dan begitulah sebaliknya.

Secara logika, pernikahan yang didahului dengan pacaran kehidupannya akan bahagia, tentram dan damai. Akan tetapi kenyataannya berbeda, pernikahan yang dilandaskan dengan pacaran hanya berumur sebentar. Awalnya pernikahannya sangat romantis, dan cinta yang sangat menggelora akan segera padam, dan keromantisannya berubah menjadi pertengkaran, dan aib yang semula ditutupi oleh pasangan tersebut akan muncul.

Dari permasalahan diatas hubungan yang diawali dengan pacaran, hendaknya kita tidak boleh menyamakan antara pacaran dan tunangan. Pacaran dan tunangan itu sangatlah berbeda. Jadi, semua pilihan ada ditangan kita. Hanya saja islam sudah mengatur dengan tegas batasan-batasan antara laki-laki dan perempuan.