Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Kebutkan Akreditasi, Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Hadirkan Pakar Filologi

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Kamis, 29 Maret 2018
  • Dilihat 37 Kali
Bagikan ke

Dalam rangka penguatan akreditasi, Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IQT) menggelar Seminar Nasional di Lt. II gedung Multicenter, pada Senin (26/03) kemarin.

Seminar yang mengusung tema “Studi Manuskrip Kitab-kitab Tafsir Nusantara” tersebut, dan menghadirkan Dr. Islah Gusmian, pakar filologi dan pakar tafsir Nusantara yang sekaligus seorang dosen di IAIN Surakarta sebagai pemateri, dihadiri langsung oleh Ketua STAIN Pamekasan Dr. Mohammad Kosim, Waka III Dr. Mohammad Hasan, Dr. Maimun selaku Kajur Syariah, dan beberapa dosen jurusan Syariah.

Acara tersebut dibuka langsung oleh Ketua STAIN Pamekasan, Dr. Mohammad Kosim. Dalam sambutannya, pria yang akab disapa Kosim itu menyambut kedatangan Islah Gusmian di Kampus Hijau dan memberikan apresiasi pada terselenggaranya Seminar Nasional tersebut. “Kalau sehari-hari dosennya itu-itu saja, sekarang butuh dosen tamu. Mudah-mudahan bermanfaat,” tuturnya.

Sementara Ketua Jurusan Syariah, Dr. Maimun berharap, Seminar Nasional tersebut betul-betul disimak dengan seksama, karena akan sangat berguna untuk menjadi bahan skripsi. Kegiatan tersebut, menurut Dr. Maimun, semestinya akan mampu memberikan gambaran taktis sebelum menghadapi tugas akhir. “Sehingga bermanfaat, khususnya kepada tugas menulisnya nanti,” tegasnya.

Setelah opening ceremonial selesai, seminar dimulai dengan dimoderatori oleh Khairul Muttaqin. Di hadapan 135 hadirin, Dr. Islah Gusmian mempresentasikan materi dengan menjadikan kajian filologi sebagai bahasan utama. Selama 90 menit, Dr. Islah dengan lugas memaparkan materi hingga membuat para hadirin terkesima dengan penjelasannya. Seminar berakhir dengan sesi tanya jawab. “Dari kajian manuskrip-manuskrip tersebut saya berkesimpulan, bahwa dakwah itu mengajak, bukan mengejek. Merangkul, bukan memukul,” pesannya disertai tepuk tangan hadirin. (Ahmad Khoiri)