Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

PETA POLITIK KAMPUS DI IAIN MADURA

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Senin, 17 Juni 2019
  • Dilihat 27 Kali
Bagikan ke

Pemilihan umum mahasiswa atau disingkat dengan (Pemilwa) di IAIN Madura Tak lama lagi akan segera digelar. Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) telah menentukan ajang satu tahunan itu akan digelar senin 17-24 juni 2019. Gelaran pemilwa tahun ini memiliki perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya. Mengingat kampus sebelumnya masih belum beralih statuta dari Stain Pmakesan ke IAIN Madura yang mana pada waktu itu masih terdiri dari 30 ormawa diantaranya, Sema, Presma, Hmj, Hima, UKK dan UKM.

Sekarang ini menambah lagi ormawa baru sesuai SK dirjen yang dikeluarkan oleh kemendikti di tingkat PTKIN yaitu, Sema Institut, Sema Fakultas Tarbiyah, Sema Fakaultas Syariah, Sema Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Sema Fakultas Ushuluddin, dan Dema Ushuluddin.

Dari sekian banyak Ormawa di kampus IAIN Madura pihak KPUM telah menyediakan jadwal yang berbeda-beda sesuai tingkatan masing-masing ormawa, Senin17 juni 2019 akan dimulai pemilihan Calom Ketua HMPS Fakultas Tarbiyah. rabu18 juni pemilihan Calon Ketua HMPS Fakultas Ebis, Fakultas Syariah Dan Fakultas Faud. Kamis, 19 juni pemilihan ketua dan wakil dema fakultas. Sabtu, 22 juni pemilihan ketua dan wakil ketua dema iain madura. Senin, 24 juni pemilihan ketua sema institut, fakultas, dan ukk dan ukm.

Di IAIN Madura khususnya, tidak semua mahasiswa mempunyai kesempatan untuk bisa menduduki kursi menjadi ketua ormawa.

Mengapa demikian? sebab sangat sulit dan sangat mustahil mempunyai peluang jika hanya berbekal kecerdasan, kemampuan, ketampanan, kekayaan dan lain-lain. Jika orang tersebut tidak inklut atau aktif di organisasi ekstra kampus IAIN Madura. Baik itu HMI, PMII, GMNI, Dan KAMMI.

Terlepas dari itu, Perbedaan pradigma menjadi hal yang wajar bagi setiap golongan mahasiswa, diyakini atau tidak perbedaan tersebut menjadi hak dan proses pendewasaan bagi mahasiswa tersendiri.

Dari acuhan politik yang ber beda yaitu timbulnya kubu-kubu yang mengatasnamakan dari mana mereka berasal bahkan mirisnya mengatas namakan pondok pesantren mereka masing-masing, sehingga mereka akan mengedepankan emosi mereka dari pada kepentingan umum, Oleh itu banyak konflik yang terjadi.

Mengingat kejadian tahun sebelumnya, kami dari segenap mahasiswa IAIN Madura mengharapkan tidak terjadi lagi kerusuhan yang mengakibatkan nama almamater kampus tercoreng menjadi tidak baik, Dikarenakan mengedapankan kepentingan dan emosional dari masing-masing golongan sehingga menjadi fatal. Oleh karena itu kami pun tidak menginginkan hal itu terulang kembali pada pemilihan tahun ini.