Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Pengembangan Mutu Fakultas Tarbiyah dengan tema “Peta Riset Kependidikan di Fakultas Tarbiyah”

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Senin, 2 Desember 2019
  • Dilihat 36 Kali
Bagikan ke

Pamekasan. 23/11/19. Fakultas Tarbiyah IAIN Madura terus mengasah diri sebagai Fakultas yang profetik dengan menyelenggarakan acara Pengembangan Mutu Fakultas Tarbiyah dengan tema “Peta Riset Kependidikan di Fakultas Tarbiyah” dengan pemateri Prof. Akh. Muzakki, M.Ag. Grad. Dip, SEA, M.Phil, Ph.D. dari UIN Sunena Ampel Surabaya. Acara yang dimulai pukul 09.00 tersebut di buka langsung oleh Mohammad Kosim Selaku Rektor IAIN Madura dengan didampingi para wakil rektor dan pejabat dekanat Fakultas Tarbiyah. Pada penyampaiann materi beliau menyampaikan “Dosen tarbiyah sulit jadi guru besar karena dalam penelitiannya sulit mencari distingsi (pembeda)” sebagai state of the art penelitiannya, padahal menurut beliau yang juga dekan FISIP UINSA “sesuatu yang beda itu yang mahal”.

Acara yang dihadiri seluruh dosen Fakultas Tarbiyah tersebut semakin seru ketika Prof. Muzakki menyatakan high skill lebih penting dibanding dengan high technology dalam mengahadapi tantangan zaman karena masa-masa sekarang ini banyak terdapat generation gap sehingga seringkali teknologi yang canggih tidak mampu dimanfaatkan penggunanya dengan baik dan tepat sesuai fungsinya secara maksimal jika tidak disertai keterampilan yang tinggi. Padahal pengangguran muncul karena rendahnya adapted ability terhadap perkembangan zaman dan lingkungan yang ada.  Menurut beliau yang juga menjabat sebagai Sekretaris PWNU Jatim “Dalam diri manusia terdapat potensi dan kompetensi yang mana kompetensi merupakan kemampuan seseorang sebelum diproses sedangkan  kompetensi adalah kemampuan seseorang setelah diproses.” maka menurutnya penting sekali adanya treatment untuk memunculkan kompetensi masing-masing individu termasuk dosen fakultas tarbiyah IAIn Madura. Untuk itulah acara ini diselenggarakan Fakultas Tarbiyah yang bertujuan untuk meningkatkan kompetentensi para dosen dalam upaya pengembangan mutu Fakultas Tarbiyah di lingkungan IAIN Madura khususnya bidang penelitian.

“jika sebelum dan sesudah treatmen kondisi sesorang sama artinya tidak ada pembelajaran” ungkap dekan Fisip Uinsa tersebut.

Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan aspek kompetensi terdiri dari knowledge, skill, and abilities untuk mengarahkan pada personal attribute (yang sekarang sedang digarap Mendikbud milenial). “tidak semua knowledge berpengaruh pada skill, tidak semua skill berpengaruh pada ability dan tidak semua ability mampu membentuk personal attribute” tutur sekretaris PWNU tersebut.  Dilanjutkan dalam penjelasannya “terdapat  tiga wilayah kompetensi yakni Values, knowledge, dan behavior”. Yang harus digarap dalam proses treatment menjadi individu khususnya dosen yang unggul.

Seorang dosen memiliki pembeda dengan guru walaupun sama-sama sebagai pendidik. Dosen memiliki tugas khusus yang tidak dimiliki guru yakni sebagai ilmuwan dengan cara mengembangkan dan menyebarluarkan ilmu pengetahuan dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh sebab itu muncul pertanyaan untuk mencapai aspek kompetensi sebagai dosen baik knowledge, skill, maupun ability apa yang harus dimiliki dosen PTKI dengan segala tusinya?

Yang dibutuhkan dalam penelitian  adalah praktis teoritis dan kontekstual tidak yang tekstual seperti penelitian yang banyak terjadi sekarang oleh para mahasiswa di Fakultas Tarbiyah.

Ditegaskan oleh Prof. Muzakki bahwa relasi keilmuan pendidikan tidak bisa otonom harus berelasi yang lain baik dengan sosial budaya, politik, dll. Agar mampu mencapai tujuan pendidikan yakni membentuk warga Negara yang baik bukan sebagai individu yang baik. Dalam pertemuan itu sekretaris PWNU menyayangkan para peneliti  atau dosen PTKI yang selalu hanya menggunakan referensi teori barat tanpa menjadikan khasanah keislaman sebagai referensi dan dasar teori pendidikan. “PTKI memiliki mata kuliah Hadits Tarbawi dan Ayat Tarbawi yang bisa menjadi dasar-dasar dan teori pendidikan namun karena rendahnya kajian teks para dosen PTKI khususnya teks-teks Islam (kajian Islam) berpengaruh pada penerapan teori keislaman dalam karya para dosen dan mahasiswa PTKI” tambahnya. Kondisi ini Kaprodi menjadi sangat penting sebagai penjaga gawang penelitian skripsi mahasiswa sebagai arah penelitian di masing-masing PTKI.

Pertemuan tersebut diakhiri dengan beliau menjelaskan cara mengetahui trend keilmuan dan penelitian, pertama latar belakang keilmuan dosen, kurikulum (struktur mata kuliah), perspektif dalam penelitian. Tambahnya dalam penjelasan tersebut beliau memberikan saran harus ada ekosistem penelitian (research club) di fakultas untuk menyelesaikan problem yang ada.

Para dosen yang ikut acara, pulang dengan mendapat payung sebagai kenang-kenangan menyambut musim penghujan. Acara diakhiri sampai pukul 12.15 wib./ (AFAA)