Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Dubes Zuhairi Usulkan Nama UIN Syaikhona Kholil

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Senin, 14 November 2022
  • Dilihat 50 Kali
Bagikan ke

Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi berkunjung ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura. Kedatangannya  dalam rangka konsultasi peralihan status IAIN menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
Dalam kunjungan itu, Zuhairi mengusulkan nama Syaikhona Muhammad Kholil yang disematkan saat peralihan dari IAIN ke UIN. Alasannya, ulama asal Bangkalan tersebut telah melahirkan ulama-ulama besar di Indonesia.
Zuhairi sangat mendukung terkait peralihan itu. Menurut dia, Madura menjadi bagian penting dalam pembangunan peradaban Indonesia. Nahdlatul Ulama (NU) lahir dari tokoh Madura, Syaikhona Muhammad Kholil.

Ulama Bangkalan itu melahirkan tokoh-tokoh hebat di Nusantara. Antara lain, Presiden Pertama Soekarno, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, dan HOS Tjokroaminoto. Mereka adalah orang-orang hebat.
”Madura ini suku yang besar sekali, dan saya berharap IAIN Madura ini selanjutnya menjadi cikal bakal bagi peradaban Indonesia,” tuturnya.

Dia sangat merasakan langsung perkembangan IAIN Madura. Menurut dia, dari aspek infrastruktur, manajemen, segi kepakaran, IAIN Madura sangat mampu untuk beralih status menjadi UIN.
Zuhairi berharap, dengan nama UIN Syaikhona Kholil, ke depan bisa melahirkan ulama-ulama besar. Kampus ini menjadi fondasi kebangkitan Madura, baik pengetahuan, ekonomi, dan kebangkitan budaya.

”Makanya saya tegaskan, kampus ini harus melahirkan eksportir-eksportir hebat. Peluangnya itu terbuka lebar untuk eksportir-eksportir dunia. Jadi sangat dibutuhkan untuk orang yang ahli di bidang eskpor,” tegasnya.


Terutama di bidang yang bisa menunjang pembangunan. Seperti batik Madura diharapkan bisa menjangkau pasar internasional, termasuk Tunisia. Dengan demikian, warga luar negeri bisa mengetahui keberadaan batik yang cantik tersebut.
Zuhairi mengatakan, negara akan mendorong untuk peningkatan kualitas pendidikan.  Saat IAIN Madura bertransformasi menjadi UIN, perubahan tidak hanya sekadar nama. Tapi, harus kualitas harus ditingkatkan.

Metode pengembangan kampus sekarang sudah mudah. Yang dibutuhkan tinggal pembangunan budaya belajarnya. Hal ini bisa dimulai dari tenaga pengajar. Jika dosen berubah, mahasiswanya akan lebih berkembang.
Pria asal Sumenep ini sangat berharap IAIN Madura terus berkembang, sehingga proses transformasinya tidak menemukan kendala. ”Saya, Gus Dubes, mengusulkan nama UIN Syaikhona Kholil untuk peralihan nanti. Supaya keberkahan beliau hadir di sini,” sambungnya.

Rektor IAIN Madura Saiful Hadi akan melakukan percepatan untuk merancang rencana induk perkembangan untuk proses transformasi. Menurutnya, perubahan IAIN ke UIN mendapat dukungan penuh dari Dubes Indonesia untuk Tunisia.
Baca Juga :  Spirit HUT Ke-54 IAIN Madura, Bakal Buka Dua Prodi Eksak”Beliau sangat respek terhadap peralihan IAIN ke UIN. Dan kita juga tegaskan, metode kitabi dan ideologi akan menjadi sumber dari pendidikan dan keilmuan kita nantinya, dan kehidupan masyarakat Madura secara luas,” jelasnya

Pihaknya melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan Dubes Indonesia untuk Tunisia. Salah satu isinya, bagaimana IAIN Madura bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi di Tunisia.
Kemudian, ada program dari kementerian agama, agar perguruan tinggi di Indonesia bisa mengirimkan mahasiswa terbaiknya ke beberapa negara untuk melakukan riset, studi, dan juga pengabdian.
”Itu yang menarik, beliau juga berharap literasi di IAIN Madura ini akan di-support dengan buku-buku pustaka yang berkaitan dengan studi keislaman,” katanya.

Saiful Hadi sangat berharap, jika keinginannya terwujud, mahasiswa juga ikut berubah. Baik dari sisi kepribadian, intelektual, karakter, dan dinamika dalam ilmu pengetahuan. ”Doakan saja semoga lancar, kami akan tetap berusaha untuk kebaikan kampus ke depan,” pungkasnya. (ail/han)

 

sumber : jawapos