Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

MARHABAN YA RAMADAN

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Sabtu, 9 Maret 2024
  • Dilihat 82 Kali
Bagikan ke

Oleh: Prof. Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag.

Suatu ketika Rasulullan Muhammad saw menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya terkait datangnya bulan Ramadan. Kata Rasul, dalam hadits sahih riwayat Imam al-Nasa’i: “Atākum syahru ramadhāna, syahrun mubārakun, faradhallāhu ta`ālā ‘alaikum shiyāmahū, tuftahu fīhi abwābus samā’i, wa tughlaqu fīhi abwābul jahīmi, wa tughallu fīhi maradatus syayāthīni, fīhi lailatun hiya khairun min alfi syahrin, man hurima khairahā fa qad hurima” [Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang diberkahi, Allah mewajibkan puasa bagi kalian pada bulan itu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya, ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang tidak mendapatkan kebaikan darinya, maka sungguh ia tidak mendapatkan kebaikan].

Ada lima kabar gembira yang disampaikan Rasulullah kepada para sahabatnya tersebut. Pertama, bulan Ramadan merupakan bulan yang diberkahi. Dalam setahun terdapat 12 bulan, dan semua bulan adalah baik di mata Allah. Bahkan ada empat bulan yang dipilih Allah sebagai bulan-bulan mulia (asyhurul hurum) yakni Rajab, Dzulqa`dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Namun, semua kebaikan dan keistimewaan di dua belas bulan, terkumpul di bulan Ramadan.

Kedua, di antara keberkahan bulan Ramadan, dipilihnya bulan ini sebagai waktu untuk melaksanakan puasa wajib satu bulan dalam setiap tahun. Bahkan inti bulan Ramadan adalah puasa. Karena itu, bulan Ramadan seringkali disebut sebagai bulan puasa. Sebagaimana dimaklumi, puasa sebulan penuh di bulan Ramadan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan setiap muslim yang memenuhi syarat, yakni baligh dan sehat jasmani-rohani. Boleh tidak berpuasa bagi yang sakit dan bepergian dengan kriteria tertentu, tapi harus diganti di lain hari. Bahkan dilarang berpuasa bagi perempuan yang sedang haid/nifas/melahirkan, namun harus diganti di lain waktu.

Ketiga, di bulan Ramadan pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Maksudnya, orang yang sedang lapar karena puasa, akan melemahkan daya setan untuk menggodanya [setan dibelenggu], sehingga daya berbuat terlarang menurun [pintu neraka tertutup], dan sebaliknya daya berbuat kebaikan meningkat [pintu-pintu langit terbuka].

Karena itu, dalam hadits lain dinyatakan “Yā ma`syarasy syabābi, man istathā`a `alaikum fal yatazawwaj,fa innahū aghaddhu lil bashari wa ahshanu lil faraji. Wa man lam yastathi` fa`alaihi bis shaumi, fa innahū lahū wijā’un” [Wahai para pemuda, barang siapa yang mampu, menikahlah karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih mem­bentengi kemaluan. Dan barang siapa yang tidak mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya].

Foto: Jadwal Pendaftaran Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) IAIN Madura Tahun 2024

Dengan demikian berpuasa, secara umum, dapat melemahkan aura negative dan membangkitkan aura positif. Lebih-lebih berpuasa di bulan Ramadan, di mana setiap muslim serentak berpuasa, sehingga aura positif begitu terasa dalam kehidupan social.

Keempat, di antara keberkahan bulan Ramadan adalah ditetapkannya satu malam yang disebut lailatul qadar, yang jika beribadah di malam itu nilainya lebih baik dari seribu bulan. Bayangkan, seribu bulan saja setara dengan ± 84 tahun. Sedangkan lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan. Tidak diketahui pasti kapan lailatul qadar itu terjadi. Hanya, Rasulullah memberi ancer-ancer “Taharrau lailatal qadri fī witri minal `asyril awākhiri min ramadāna” [Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan].

Kelima, meruginya orang yang tidak mendapat kebaikan dari bulan Ramadan. Dengan dimudahkannya berbuat kebaikan di bulan Ramadan, maka merugilah orang-orang yang tidak mengisi bulan Ramadan dengan beragam kebaikan. Karena itu, Malaikat Jibril pernah berkata kepada Rasulullah “Raghima anfu imri’in adraka ramadhāna wa lam yughfar lahū” [Sungguh merugi orang yang hidup di bulan Ramadan, tapi tak diampuni dosanya]. Dengan kata lain, jika di bulan Ramadan—yang dengan segala keberkahannya--tidak bisa berbuat kebaikan, apalagi di luar bulan Ramadan.

Karena itu, mari kita sambut datangnya bulan Ramadan dengan penuh kegembiraan, sambil merencanakan beragam kebaikan di bulan yang diberkahi ini. Jadikan bulan Ramadan kali ini, seakan-akan sebagai bulan Ramadan terakhir dalam hidup kita, agar kita dapat mengisi Ramadan dengan kebaikan yang maksimal. Dan yang terpenting, setelah merencanakan kebaikan, adalah memohon kepada Allah Yang Maha Mengatur, semoga kita diberi kesempatan hidup sehat selama Ramadan, dan bersemangat meningkatkan ibadah melebihi tahun-tahun sebelumnya. Wamā taufīqī illā billāh [28].

Editor: Achmad Firdausi / Humas