Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Pilihan Anda Adalah Prinsip Anda

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Jumat, 2 Juni 2017
  • Dilihat 69 Kali
Bagikan ke

Sekarang sudah tidak ada lagi kesempatan bagi mereka yang terjepit dalam keadaan serba kebingunan, serba tertekan, dan serba merasa kesulitan untuk membela diri. Semuanya sudah jelas bahwa orang yang mengalami keadaan seperti itu disebabkan bukan oleh siapapun juga, melainkan disebabkan dirinya sendiri. Bukan pekerjaan yang menjadi penyebabnya, bukan pula atasan, bukan pula uang, bukan pula harta benda, bukan karena anak isteri, bukan siapapun atau apapun yang ada di luar diri mereka, melainkan disebabkan oleh apa yang ada di dalam diri mereka sendiri. Ketiadaan prinsip, kepemilikan [rinsip yang keliru, dan hidup tidak berdasarkan pada prinsip yang benar telah menyebabkan banyak orang terus-terus berada pada situasi yang tidak berdaya. Terkadang demi mengurangi tekanan yang mereka rasakan, mereka mengambil jalan pintas yang keliru. Apabila mereka berada dalam kantor, mereka seakan-akan berada i tengah api neraka. Tetepi, ketika jam kantor usai, mereka merasa bebas dengan makna yang sebenar-benarnya. Mereka tidak segera pulang kerumah, ke kosan atupun kekontrakan, tetapi mereka melampiaskan kebebasan yang mereka peroleh itu dengan berjalan-jalan ke tempat keramaian seperti ke mall, kafe, sehingga lupa waktu, apalagi sebahyang. Hal yang sepeti itu hampir dilakukan setiap pulang dari kantor. Alasan-alasannya ya tu tadi, mereka memanfaatkan waktu diluar tekanan pekerjaan sehari-hari. Apakah seperti itu caranya? Apa tidak ada cara lain yang lebih bermanfaat? Pertanyan seperti ini tanpak sudah tidak penting lagi untuk diajukan pada mereka yang merasa terbelenggu disatu sisi, dan memiliki kebebasan waktu ditengah-tengah keterbelengguan tersebut. Di sisi lain masalah aslinya bukan disitu, seperti melihat seorang laki-laki yang menenggak minuman kasar akibat tekanan kehidupan rumah tangganya. Persoalannya tidak terletak pada kenapa laki-laki tersebut menenggak minuman keras tersebut kok tidak minum air putih saja atau sejenis minuman yang lain. Masalahnya terletak pada dirinya tentang kehidupan rumah tangga. Sekali lagi, betapa pentingnya anda hidup dengan mendasarkan diri pada prinsip tertentu yang benar dan mempraktekkan didalam kehidupan anda sendiri, adalah suatu hal yang tidak bisa dianya lagi. Ada dua cara menghadapi atasan yang cerewet, seperti kebanyakan diantara kita, kita dapat berkeluh kesah tentang mereka, menggunjing mereka, berharap mereka segera pergi, berkomplot dalam pikiran kita untuk melawan mereka, berharap mereka tertimpa celaka dan anda sendiri akan terus setres memikirkan situasi ini, atau kita dapat mengambil jalan dan berusaha (meskipun tidak mudah), untuk tip fokus pada aspek-aspek yang positif, dan pada pihak yang menuntut. Saya ingin anda memperhatikan dengan hati yang jernih tatkala anda suatu ketika mendapatkan pelakuan yang keras dari atasan anda. Perhatikanlah bahwa atasan anda mempelakukan anda seperti itu, sebagaimana dia memperlakukan rekan-rekan yang lain dengan cara yang sama. Perhatikan bahwa ketika anda mempunyai atasan yang cerewet , tapi ternyata cerewetnya atasan anda itu tidak hanya tertuju pada anda saja, melainkan pada rekan-rekan yang lainnya. Jadi jangan pernah merasa bahwa anda adalah satu-satunya korban dari atasan anda, sadarilah bahwa mereka rekan-rekan yang lain juga mengalami hal yang serupa, lalu maklumilah. Mungkin watak atasan anda memang seperti itu. Mungkin juga ketika di rumah dia juga sering bersikap seperti itu. Atau kalau tidak demikian, pastilah dia juga tertekan oleh kesibukan pekerjaannya, dan kebetulan dia adaah atasan anda sehingga merasa memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan dan memimpin anda dengan cara menjadi manusia yang cerewet seperti itu. Jadi, maklumi saja......!. anda kesal? Tentu saja. Tetapi lihatlah diri anda....!!. kesal atau tidak kesal, bukankah anda tetap harus bekerja? Bukankah anda tidak berani melawannya?... Sungguh, saya tidak menyarankan anda untuk melawan atasan, ini berdasarkan pengalaman yang pernah saya dapatkan dari orang-orang demikian itu. Setelah mencritakan kepahitan bekerja sebagai pelyan disebuah restoran, saya bertanya keradanya, “Tidakkah anda mengambil langkah untuk melawan atasan anda yang memperlakukan anda Sewena-sewena?” “Maksud anda?” Tanyanya “Demontrasi, misalnya?” “Saya mempunyai pemikiran yang seperti itu “Saya pernah mengajak rekan untuk melakukan hal itu, tetapi, yang mau hanya beberapa rekan saja, yang lain malah merasa takut. Ada yang terus-menerus mencari perlatian atasan.” Ya, jawabannya tidak mungkin. Jika anda ingin melawan atasan anda, itu sama halnya anda bunuh diri. Pada kenyataannya, banyak dari para pekerja yang justru mencari aman sendiri ketimbang memberontak dari prlakuan buruk seorang atasan. Lalu harus bagaimana? Saya setelah menjelaskan semua persoalan ini secara panjang lebar melalui artikel ini, menunjukkan “dua” Alternatif yang bisa anda ambil salah satunya, dimana kedua Alternatif ini berdasarkan prinsip yang benar bila di pandang dari sudut kemanusiaan, moral, dan agama, kedua Alternatif tersebut adalah sebagai berikut. Pertama: Anda mau tidak mau harus menerima perlakuan yang kurang menyenangkan dari atasan atau rekan anda. kuncinya, dari pada anda merasa kesal terus menerus, tuhlebih baik bagi anda untuk membuang rasa kesal tersebut. Kenapa? Sebab kesal atau tidak kesal, anda harus tetp bekerja di lingkungan yang sama. Anda harus tetap bekerja sebab anda tetap memilih untuk bekerja di tempat itu. Oleh karena itu, jika anda tidak berani mengambil resiko keluar atau dikeluarkan dari pekerjaan anda tersebut, tidak ada jalan lain bagi anda kecuali kembali menekuni pekerjaan anda tersebut dan tidak perlu merespon secara negatif atasan atau rekan kerja anda. Untuk itu, ambillah setiap tidak marah saja, kecewa ataupun sakit hati untuk itu tidak usah merasakecewa akan sakit hati, biasa saja, toh sikap yang kurang menyenangkan tersebut tidak hanya anda alami. Kedua: Anda harus keluar dari pekerjaan anda sebagai wujud dari kebebasan dan kemerdekaan anda sebagai manusia yang tidak seenaknya diperlakukan buruk keras, dan hal yang sejenis dengan ini, ingat anda adalah mahluk yang berakal sekaligus beremosi. Jangan pernah merasa takut dengan kesulitan dan kemiskinan yang akan mendera anda apabila anda menyatakan diri dengan perkara baiknya anda keluar dari pekerjaan, Anda sekarang ingat dalam meniti jalan kesuksesan dan keberhasilan bukanlah hal untuk mendapatkan uang, tidak harus anda bekerja di tempat yang sama. Apabila anda berbaik-baik (langit) maka langit-langit akan berbaik pada anda. Apabila anda betul-betul menunjukkan cinta kepada Allah SWT, maka Allah pun akan melimpahkan rahmat kepada anda. Karena setiap perjuangan pasti ada pengorbanan, pilihan, ketekunan, dan niat, sumua itu pasti bisa di dapatkan. Oleh. Mafrudah.