Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 898-9700-500

Email

info@iainmadura.ac.id

Indonesia Dilanda Badai Cidera Moral

  • Diposting Oleh Admin Web IAIN Madura
  • Senin, 16 Mei 2016
  • Dilihat 6 Kali
Bagikan ke

Oleh : Moh Nasrullah Elzaerozy Mahasiswa STAIN Pamekasan Prodi PBA  JATIMAKTUAL, ESAI,- Moral merupakan tindakan yang memilki nilai positif sehingga orang yang tidak bermoral disebut amoral yaitu manusia yang tidak memiliki nilai positif di mata manusia, sehingga moral ini adalah hak mutlak yang harus dimilki oleh manusia, secara emplisit moral merupakan hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi  individu tampa moral seseorang tidak bisa kemudian melakukan sebuah proses sosialisasi sebab orang tidak akan mau berhubungan dengan orang lain yang amoral ini, tidak jarang kita temukan orang yang amoral ini tersangkut hukum entah itu hukum Negaran dan adat, terlebih agama.  Nah Negara kita tercinta ini adalah salah satu negar berbangsa yang sangat mengedepankan yang namanya moral sehingga moral menjadi pondasi utama dan sifat dasar dalam sebuah pendidikan yang harus dimilki oleh elen-elemennya, namun akhir-akhir ini seakan menyingkap tabir bahwa bangsa yang kita anggap memiliki nilai moral tinggi ini tidak demikian terbukti dengan berbagai macam kejadian-kejadian yang yang tidak semestinya terjadi kini bahkan sudah biasa kita lihat di televisi, Koran dan surat kabar lainnya bahkan  lingkungan kita sendiri yang tampa sadar itu adalah prilaku yang amoral.  Disadari atau tidak negri kita sekarang ini telah di hantui oleh krisis moral mengapa tidak,? Kejadian demi kejadian yang tidak bermoral semakin meresahkan masyarakat dan semua kalangan entah itu di perkotaan maupun di pedesaan, kasus demi kasus sering terjadi seperti baru-baru ini ada kasus yang membuat mata semua kalangan semakin terbuka, membuat para kaum perempuan bersuara dan kaum ibu menangis melihat kejadian itu sebut saja yy (14 th) yang masih duduk di bangku sekolah SMP bengkulu di nyatakan  meninggal  di bunuh setelah di perkosa oleh 14 laki-laki yang di antara mereka masih di bawah umur, dan kasus di atas masih ramai hingga saat ini. Di lampung timur jepara siswi SD dibunuh dengan cara di cekik setelah di perkosa oleh pelaku padahal kasus yy di atas masih belum hilang dari ingatan. 8 mei 2016 seorang anak perempuan tega membunuh ayah kandungnya sendiri dia sekongkol dngan pacarnya. 9 mei 2016 kemaren seorang kepala sekolah di Ambon Maluku tengah dinyatakan telah memperkosa siswinya yang masih di bawah umur, dan masih banyak lagi kasus-kasus yang melanda anak muda negri ini mulai dari narkoba, miras, perampokan, sampai pada kekerasan sek sual yang saat ini gencar-gencarnya di bahas oleh berbagai kalangan pemerhati sosial seperti menteri sosial ibu khofifah indar prawangsa menyatakan terkait kasus yang terjadi saat ini bahwa harus dilakukan pemberdayaan dan pengayoman terhadap anak dengan menfungsikan daerah yang ada agar melakukan penyuluhan agar hal-hal yang serupa di kemudian hari. Pak  Presiden Jokowidodo menyatakan bahwa kasus kekerasan seksual itu adalah kejahatan luar biasa dan harus di tangani dengan penanganan yang luar biasa pula.  Dari barbagai kejadian amoral yang tak pantas dilakukan manusia bahkan  hewan pun tak sekejam itu, memperkosa dan membunuh seperti yang telah penulis lontarkan di atas bukanlah dunia ini yang kejam dan brutal namun manusianya yang tak lagi punya rasa malu di negri ini, hal tersebut  membuktikan bahwa generasi kita saat ini mengalami degradasi moral dan bangsa kita saat ini telah mengalami krisis moral.  Pengaruh demi pengaruh merasuk dalam jiwa pemuda dan anak-anak bangsa saat ini mengakibatkan mereka harus lari dari kebiasaan dan aturan yang sudah di canangkan dalam kurimulum sekolah mereka masing-masing dan undang-undang Negara dalam rangka menjembatani prilaku dan sikap mereka agar bisa menjadi anak bangsa yang bertbekal ilmu pengetahuan yang di dukung dengan prilaku yang bermoral, namun cara itu hanyalah tinggal sebuah nama saja saat ini, regulasi tentang Pemberdayaan Keperempuanan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), selalu berupaya untuk memberikan perubahan ke arah yang lebih baik rencana hanya tinggal sebuah rencana  yang sampai detik ini masih belum di implementasikan dalam bentuk prilaku anak, sekarang siapakah yang harus kita salahkan ketika anak bangsa ini terlahir dan besar namun tak bermoral, apakah orang tua, sekolah, teman, tetangga, teknologi, dan lingkungan sekitar atau malah pihak-pihak ormas yang hanya ingin menerima jabatan semata tapi tidak pada implementasi. Semuanya memang mempunyai dampak yang begitu serius terlebih tegnologi yang salah pakai. Untuk itu pemerintah harus membuka mata dan memberikan solusi agar tidak bertambah kasus-kasus amoral yang melanda negeri tercinta ini, agar tidak ada lagi kejahatan demi kejatan yang terus berlanjut yang melanda bumi Indonesia ini yang notabennya cinta kedamaian.