UIN Madura Tegaskan Santri Harus Kuasai Ilmu, Teknologi, dan Bahasa Dunia
- Diposting Oleh Achmad Firdausi
- Rabu, 22 Oktober 2025
- Dilihat 54 Kali
Pamekasan | Meski sempat diguyur hujan deras pada pagi hari Rabu (22/10/2025), semangat civitas akademika UIN Madura dalam memperingati Hari Santri Nasional 2025 tidak surut. Apel peringatan yang dijadwalkan dimulai pukul 07.00 WIB di halaman Gedung Pascasarjana UIN Madura sempat tertunda sekitar 15 menit, namun berlangsung khidmat dan penuh semangat setelah hujan reda pada pukul 07.16 WIB.
Tahun ini, Hari Santri Nasional mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.” Bertindak sebagai pembina apel ialah Wakil Rektor I UIN Madura, Prof. Dr. H. Maimun, S.Ag., M.H.I., yang sekaligus membacakan naskah sambutan Menteri Agama Republik Indonesia.
Dalam sambutannya, Prof. Maimun membacakan pesan Menteri Agama RI yang mengajak seluruh santri di Tanah Air untuk senantiasa bersyukur dan meneladani perjuangan para pendahulu bangsa. Ia menegaskan bahwa penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri berakar dari Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari pada 1945, yang menjadi spirit perjuangan bangsa hingga lahirnya peristiwa bersejarah 10 November 1945.
“Resolusi Jihad membakar semangat perjuangan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kini, santri harus hadir kembali sebagai pelaku sejarah baru — pembawa nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam membangun peradaban dunia yang damai, adil, dan berkeadaban,” ucap Prof. Maimun membacakan amanat Menag.
Beliau juga menyampaikan ungkapan belasungkawa atas wafatnya 67 santri dalam musibah di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. “Kita semua berduka, bangsa ini berduka. Semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” demikian kutipan doa dalam sambutan Menteri Agama.
Negara Hadir untuk Pesantren dan Santri
Dalam naskah tersebut, Menag juga menyoroti peran penting negara dalam memperkuat pesantren sebagai lembaga pendidikan khas Indonesia. Pemerintah telah menunjukkan komitmen melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren, hingga kebijakan Dana Abadi Pesantren.
“Negara berutang budi kepada pesantren dan para santri yang menjadi benteng moral bangsa. Bahkan kini pesantren turut serta dalam program nasional seperti Makan Bergizi Gratis dan Cek Kesehatan Gratis, yang menjadi bukti nyata kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan santri,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menag juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, atas perhatian besar terhadap pesantren dan program-program pemberdayaan santri di seluruh Indonesia.
Santri Harus Kuasai Ilmu, Teknologi, dan Bahasa Dunia
Pesan utama yang disampaikan dalam apel ialah bahwa santri masa kini tidak hanya dituntut menguasai ilmu agama, tetapi juga teknologi, sains, dan bahasa global. Dunia digital disebut sebagai ladang dakwah baru bagi santri untuk berkontribusi di ranah publik.
“Jadilah santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya. Rawat tradisi pesantren, tapi peluklah inovasi zaman. Dari tangan santrilah masa depan Indonesia akan ditulis,” demikian pesan penutup dari Menteri Agama yang dibacakan oleh Wakil Rektor I UIN Madura.
Suasana Khidmat dan Penuh Syukur
Apel Hari Santri Nasional di UIN Madura dihadiri oleh jajaran pimpinan kampus, termasuk Kepala Biro AUAK, para dekan dan wakil dekan fakultas, Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana, dosen, mahasiswa, serta seluruh civitas akademika UIN Madura.
Kegiatan berlangsung dengan penuh kebersamaan dan ditutup dengan pemberian hadiah kepada para pemenang lomba dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2025, serta doa penutup yang dipimpin oleh Drs. Abd. Khalik, M.M.
Penulis: Achmad Firdausi